fajar masih menyisakan rindu
tentang wajah malam yang teduh
kokokayam menyela tanda subuh
jingga magenta membayangi langit
entah ini subuh keberapa
mengabarkan geliat hidup
setia menyapa walau kita acuh
tak hirau adzan memanggil riuh
apakah kita masih menarik selimut
membebat tubuh dengan gumul dusta
sementara shalat pertama musti didirikan
mencakar semua kemustahilan
yang dihadirkan semesta
rindu tak berpaling
resah hanya sekelebat ingin
yang lewat terkadang menjadi beku
sesal datang dikemudian ketika dzuhur membentang
oh jiwa yang tenang
air mata pembangun khusyu
ketika alif bertemu dengan lam tasjid
lalu hu mengakhiri ucap dan lafadzlafadz
kecamuk mengalir mengikuti aliran cahaya di jiwa
setu,8.05.17
0 komentar:
Posting Komentar