engkau menantang mendung dari gelap langit timur
kilat yang menyambar adalah luka kekasih
lalu jeritmu serupa hujan yang mengaliri sungai sungai darah
dan air mata, sayatan sayatan kepedihan
aku membaca wajahmu dalam cermin bidadari
kau tulis harapan duka pada selembar pelangi
lalu angin membawanya hingga ke lembah tigris
dan lumpur membenamkannya pada ceruk, nyaris tragis
seruni
tak perlu kau meratap pada malam yang tenggelam di balik sunyi
tetaplah terjaga saat rembulan bersinar di puncak piramida
tiupan angin di gurun pasir memelukmu penuh cinta
tulislah sepucuk surat pada gemintang yang tak pernah lindap cahaya
engkaulah pahlawan devisa
bekasi,28.11.15
kilat yang menyambar adalah luka kekasih
lalu jeritmu serupa hujan yang mengaliri sungai sungai darah
dan air mata, sayatan sayatan kepedihan
aku membaca wajahmu dalam cermin bidadari
kau tulis harapan duka pada selembar pelangi
lalu angin membawanya hingga ke lembah tigris
dan lumpur membenamkannya pada ceruk, nyaris tragis
seruni
tak perlu kau meratap pada malam yang tenggelam di balik sunyi
tetaplah terjaga saat rembulan bersinar di puncak piramida
tiupan angin di gurun pasir memelukmu penuh cinta
tulislah sepucuk surat pada gemintang yang tak pernah lindap cahaya
engkaulah pahlawan devisa
bekasi,28.11.15
0 komentar:
Posting Komentar