inilah senja keduabelas
menjatuhkan tawa sinis
pada raut wajah perempuan
yang di matanya kau tulis harapan
bilakah jemari menghapus airmata
lalu kita bacakan puisi sebagai mantra
seperti suluk pemikat yang kau tanam
di jari jari mimpi kita yang lahir dari kata dan usia
kau tanam mawar dan kamboja
di pelipis perempuan asing
yang semula tak aku kenali
kini selalu membuka jendela pagi
dan menutup mata senja dengan senyumnya
apakah itu cinta, entahlah
ada suara suara dalam denting
gemerincing
mengusik sepanjang waktu
menelisik di bilik bilik jantung
dan hati kita
biarlah semua menjadi apa adanya
seperti matahari bertatapan dengan siang
rembulan berpelukan dengan malam
di dadamu tetap menyimpan seribu rindu tanya
cipularang,07.05.17
0 komentar:
Posting Komentar