pagi itu begitu dingin dan murung
angin tak berhembus,
embun enggan menetes
khutbah singkat itu
“wahai umatku,
kita semua ada dalam kekuasaan allah dan cinta kasih allah
maka taati dan bertakwalah kepada-nya
aku wariskan dua perkara pada kalian,
sunnah dan al qur’an
barang siapa mencintai sunnahku,
berati mencintai aku
kelak orang-orang yang mencintaiku,
akan bersama-samaku masuk surga-nya allah swt”
pandangan rasulullah begitu nanar
matanya yang berbinar dan teduh mulai berkaca kaca
ditatapnya sahabatnya satu persatu
abu bakar tak kuasa menatap mata itu, ia pun berkaca
dada umar berdegub dan tersengal menahan tangis
ustman menghela nafas panjang
ali menunduk tak kuasa lagi, air matanya berderaian
para sahabat telah menangkap isyarat
tetang kepedihan dan rasa kehilangan
“manusia mulya itu akan meninggalkan kita semua
manusia tercinta itu akan segera meninggalkan dunia”
hati sahabat berdesah kencang diliputi kegelisahan
kepedihan dan rasa yang tak menentu, pedih teramat dalam
tubuh rasulullah limbung
ambruk dan jatuh dari mimbar
ali dan fadlan berlari mendekap
tubuh rasul yang jatuh lemas
tak berdaya, begitu lemah
matahari makin terik
seluruh sahabat berkumpul
di kediaman rasulullah
rasulullah terbaring lemah
keningnya berkeringat
membasahi pelepah kurma
alas tidurnya
tiba tiba, di luar terdengar
suara ketukan pintu dan ucapan salam
“assalamualaikum, bolehkah saya masuk?”
fatimah tidak mengizinkan masuk
“maaf, ayahku sedang demam!”
“siapakah yang datang wahai putriku?”
“entahlah ayah, siapa dia, aku tidak pernah
melihatnya sebelumnya”
rasulullah menatap putrinya dalam dalam
pandangannya begitu sendu dan menggetarkan
seolah dia hendak mengenali wajah putrinya
kemudian mengemas dan mengenang dalam ingatannya
“ketahuilah putriku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara
dialah yang memisahkan pertemuan didunia
dialahmalaikatulmaut”
fatimah menahan ledakan tangisnya
malaikat maut datang menghampiri
rasulullah menanyakan, kenapa jibril tidak ikut menyertainya
lalu dipanggillah jibril yang sudah bersiap di atas langit dunia
untuk menyambut ruh kekasih allah dan penghulu dunia ini
” jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan allah?”
suara rasulullah begitu lemah dan terbata
“pintu-pintu langit telah terbuka,
para malaikat telah menanti ruhmu
semua surge terbuka menanti kedatanganmu,” kata jibril
tapi itu tidak membuatkan rasulullah lega
matanya masih penuh kecemasan
“engkau tidak senang mendengar khabar ini?” tanya jibril lagi
“kabarkan kepadaku bagaimana nasib umat kukelak?”
“jangan khawatir, wahai rasulallah,
aku pernah mendengar allah berfirman kepadaku:
aku haramkan surga bagi siapa saja,
kecuali umat muhammad telah berada di dalamnya,”
detik-detik semakin dekat
saatnya izrail melakukan tugas
perlahan ruh rasulullah ditarik
nampak seluruh tubuhrasulullah bersimbah peluh
urat-urat lehernya menegang
”jibril, betapa sakit sakaratulmautini”
rasulullah mengaduh
fatimah terpejam
ali tertunduk semakin dalam
jibril memalingkan muka
“jibril, jijik kah kau melihatku,
hingga kau palingkan wajahmu?”
“siapakah yang sanggup, melihat kekasih allah direnggut ajal,” kata jibril.
terdengar rasulullah mengaduh
sakitnya tak tertahankan lagi
“ya allah, dahsyatnya maut ini
jika kau izinkan timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku
jangan pada umatku”
badan rasulullah mulai dingin
kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi
bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu
ali mendekatkan telinganya
”uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum “
peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu”
di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan
sahabat saling berpelukan
fatimah menutupkan tangan di wajahnya
ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir rasulullah yang mulai kebiruan
“ummatii, ummatii, ummatiii!”
“umatku, umatku, umatku”
berakhirlah hidup manusia mulia agung
yang memberi sinaran itu
mampukah kita mencintai sepertinya?
allaahumma sholli ‘alaa muhammad wa’alaihi wasahbihi wasallim.
lubang buaya,07.02.18
0 komentar:
Posting Komentar