ada gigil menyelinap dalam kulit
saat menulis kalimatmu pada bait bait nan sulit
ketika ku asma’ kan al qodr pada ghoim ghoim langit
mematung pada lingkaran alif nun mati hingga serambi taukit
kau tetap bersenggama dengan ranting dedaunan
tak peduli tanah kecek menyerbu kepedihan
hingga bah menyergap bumi basah
mengimami ribuan rintik bertandang ke rumah rumah
membuka jendela tak bertuan
air masih saja berembukan dengan hujan
menyusun daftar banjir dari istana hingga hutan hutan
menguji segala cinta sayang dan kesetiaan
seribu mantra telah dirapalkan dalam tujuh petuah
namun kau semakin asik berdendang tanpa lelah
semakin tak peduli walau luluh lantah menjadi muntah
lalu kau; larungkan kitab pekabaran mator wabil tanpa ranah
setu, 18.01.14
(lumbung sajak fsb)
saat menulis kalimatmu pada bait bait nan sulit
ketika ku asma’ kan al qodr pada ghoim ghoim langit
mematung pada lingkaran alif nun mati hingga serambi taukit
kau tetap bersenggama dengan ranting dedaunan
tak peduli tanah kecek menyerbu kepedihan
hingga bah menyergap bumi basah
mengimami ribuan rintik bertandang ke rumah rumah
membuka jendela tak bertuan
air masih saja berembukan dengan hujan
menyusun daftar banjir dari istana hingga hutan hutan
menguji segala cinta sayang dan kesetiaan
seribu mantra telah dirapalkan dalam tujuh petuah
namun kau semakin asik berdendang tanpa lelah
semakin tak peduli walau luluh lantah menjadi muntah
lalu kau; larungkan kitab pekabaran mator wabil tanpa ranah
setu, 18.01.14
(lumbung sajak fsb)
0 komentar:
Posting Komentar