udara tak lagi pengap
sunyi menjadi hingar
diam berubah tawa
rindu tetap di jendela
ada bisik menelisik
di ruang kosong sempit
suara nyanyian serupa doa
merapal semua ingin harap
ooo
jiwa tak
bertepi
bercakap pada cermin
"berteriaklah sekuat; rakaat"
"air mata adalah cinta; makrifat"
"sudahi gelisah buang anganangan"
"kita berjalan di titian muhibah"
abu abu
menjelma biru
bait bait puisi lahir
dan anak anak diksi
membaca ribuan haru
tegal, 25. 03. 17
0 komentar:
Posting Komentar