mana mungkin aku lupa
pada tanah yang selalu memberi kenangan
tempat kelahiranku menyimpan segala kerinduan
pada puting susu seorang ibu air susu meredam dendam
dakon yang tersimpan dibalai bambu
selalu menunggu saat luang waktu bersama ibu
dan tembang sluku sluku bathok masih terngiang di sini
ayah memijit lututku dan bernyanyi hingga lelap tidurku
senja yang manis mengantarku bermain
berlarian jeg jegan jumpritan di kebun belakang
tak perduli peluh meleleh diantara pelipis dan terjatuh
lalu darah mengalir pada lutut dan siku, aku hanya mengaduh
bulan merah bulat penuh
gelak tawa riang bermain jamuran
aku tak perduli burung malam hantu blau
telanjang kaki menebar kesenangan malam itu
aku masih mengingat matahari
yang terbit dengan rekah senyum pagi
sepeda kumbang mengantar kemana aku pergi
dan lagu itu selalu memanggilku untuk kembali lagi
“aku naik sepeda kumbang, jalan perlahan keliling kota
berputar putar, berputar putar, aku bonceng di belakang
ku peluk erat kekasihku, kekasihku, aku cinta padamu”
bekasi, 20.06.15
(lumbung sajak fsb)
0 komentar:
Posting Komentar