Semantik (berasal dari Bahasa Yunani yang berarti semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sama, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkadungpada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi ;ain. Dengan kata lain semantik adalah pembelajaran tentang makna. Chaer (1990 : 12) mengatakan, bahwa bidang dalam sejarah studi linguistik, bidang semantik agak diterlantarkan atau kurang mendapatkan perhatian . Namun bukan berarti tidak ada kegiatan sama sekali mengenai semantik itu dalam sejarah studi bahasa. Aristoteles (284-322 SM) sudah menggunakan istilah makna, yaitu ketika ia mendefinisikan mengenai kata. Menurut Aristoteles, kata adalah satuan terkecil yang mengandung makna. Lebih jauh Aristoteles berpendapat, bahwa hubungan antara bentuk dan arti kata adalah soal perjanjian di antara pemakai bahasa.
Puisi Indonesia di era sekarang adalah suatu bentuk puisi yang baru dan sebelumnya tidak dikenal dalam tradisi puisi asli Indonesia. Puisi Indonesia modern juga merupakan bentuk sastra hasil persentuhan dengan tradisi satra asing, terutama kesusastraan Barat.Di dalam sastra, persentuhan itu tidak hanya terbatas menghasilkan perubahan-perubahan dalam struktur, tapi juga dalam tema, sikap, dan visi kepengarangan. Perkembangan puisi Indonesia modern pada hakikatnya merupakan gambaran dari perkembangan manusia lndonesia modern. Awal abad keduapuluh adalah tonggak awal sebagai era baru perpuisian lndonesia. Para penggiat sastra secara perlahan tapi pasti dari berbagai subkultural mulai keluar dan melepaskan diri dari langit tempurung subkulturnya untuk kemudian mencari dan masuk ke dalam kultur yang baru yang bernama kebudayaan lndonesia.
Proses perubahan dan perkembangan itu dengan jelas bisa terlihat dalam perkembangan penghayatan penyair terhadap kemerdekaan kepenulisan. Kepekaan penyair terhadap permasalahan merupakan gambaran dari perkembangan penghayatan terhadap kemerdekaan itu. Seperti halnya Riri Satria yang mencoba menggambarkan kehidupan ini dengan kurva, gelombang, garis, persamaan linier, solusi trivial dan deterministik, semua adalah kepekaan batin yang dimilikinya dalam menyikapi dan menyelami profesi secara mendalam sehingga timbul kontempelasi yang apik dalam gubahan puisinya yang berjudul “Jejak Kurva dan Gelombang”. Dalam puisi ini kita akan memasuki ranah gelombang yang Maha dahsyat, tak terukur, penuh metafisik, penuh teka teki, tanda tanya,penuh kejutan-kejutan, akan tetapi terkadang menjadi sunyi, lalu kembali kepada pemilik metafisik sejati yang penuh misteri. Lihat puisi Riri Satria berikut :
JEJAK KURVA DAN GELOMBANG
aku adalah angin
menghampiri ruang hidup
terasa tapi tak berjejak
menemani di jalan setapak
penuh liku dan panjang
pandangan pun siap berganti
arah pun bisa berbelok
berselancar bersama gelombang
berlari mendahului kurva
melompati puncak persamaan
berkelit di antara struktur
menalar alternatif skenario
napas hidup itu adalah kurva
dibentuk persamaan tidak linier
mungkin solusinya trivial
mungkin juga deterministik
itulah hidup penuh misteri
jejak jejak itu terpampang acak
pola pola itu penuh misteri
sekali-sekali nalar pun mati
skenario pun hanya halusinasi
pada titik tertentu
kurva pun menurun
dan semesta pun terasa sepi
senyap penuh misteri
hidup adalah kurva dan gelombang
seperti persamaan matematika
diintervensi bilangan tak rasional
tetap meninggalkan misteri
hening penuh sepi
cibubur,02/02/2015
Unsur batin yang dibangun pada puisi di atas sangat kuat sekali. Pada bait pertama dan kedua Riri mengatakan :
aku adalah angin
menghampiri ruang hidup
terasa tapi tak berjejak
menemani di jalan setapak
penuh liku dan panjang
pandangan pun siap berganti
arah pun bisa berbelok
“Aku” adalah kata ganti untuk menonjolka diri sendiri. “Aku” adalah kata ganti yang paling tepat untuk memperlihatkan individualisme. Bait ini mengungkapkan perasaan yang dialami penyair dengan rumusan bahasa misteri “aku adalah angin // terasa tapi tak berjejak”angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan udara akan memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik, terjadilah angin yang berhembus, lembut dan dapat memasuki segala ruangan. Seperti sipatnya angin tak teraba dan tak berbentuk, oleh karennaya keberadaannya penuh misteri. Ada kalanya si aku ini berubah menjadi seperti angin yang bisa bertandang ke semua ruang-ruang hidup, masuk ke dalam semua ranah kehidupan, segala lapisan masyarakat. Menjadi apa saja dan bergaul dengan siapa pun. Walau terkadang perjalanan yang dilaluinya begitu panjang dan berliku, hambatan, godaan datang silih berganti, dan semua siap untuk membelokkan jalan arah di mana tujuan hakiki akan di tempuh.
Si aku juga menggambarkan bahwa perjalanan hidup seperti gelombang, di mana gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasigravitasional, yang bisa berjalan lewat ruang hampa udara, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya pegas) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat ke tempat laintanpa mengakibatkan partikel medium berpindahsecara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara massal.
“berselancar bersama gelombang
berlari mendahului kurva
melompati puncak persamaan
berkelit di antara struktur
menalar alternatif skenario”
Sifat gelombang mengikuti arah perjalanan yang telah di tentukan dan digariskan,akan tetapi terkadang kehidupan berlari mendahului kurva. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Kurva dapat diartikan garis lengkung atau bisa diartikan sebagai grafik yang menggambarkan variabel, (misalnya yang memperlihatkan perkembangan) yang dipengaruhi oleh keadaan. Mendahului kurva, mendahului kodrat yang telah digariskan sang Maha, sehingga akan dapat melompatipuncak persamaan lalu berkelit di antara struktur jika berbentur dengan birokrasi duniawi yang kadang dapat menalar alternatif alternatif skenario sesuai dengan keinginan jalan yang akan dilalui, dengan kata lain hidup dapat menghalalkan berbagai macam cara, termasuk merubah data dan dan fakta sebenarnaya dengan sekenario yang menarik, sehingga data hidup bisa dikelabui dengan rapi dan apik.
napas hidup itu adalah kurva
dibentuk persamaan tidak linier
mungkin solusinya trivial
mungkin juga deterministik
itulah hidup penuh misteri
Bait selanjutnya, si Aku menyamakan kurva adalah napas hidup yang dibentuk dengan persamaan tidak linier. Jalan hidup tidak selalu bisa dimatematikakan, terkadang tidak sesuai dengan perhitungan matematis, tidak sesuai nalar dan lain sebagainya. Walau terkadang hidup penuh pertimbangan dan berbagai macam solusi dicari tapi hasilnya adalah adalah nol. Seperti solusi trivial itu sendiri, di mana “X1 = X2 = X3 = 0”. Lalu deterministik! Deterministik dalam ilmu pengetahuan adalah suatu kondisi di mana dapat dijelaskan secara pasti, lawan dari deterministik adalah probabalistik atau sesuatu yang sifatnya kemungkinankarena faktor penentubelum diketahui semua. Dalam keyakinan filosofis determinisme adalah semuaperistiwa terjadi sebagai akibat dari adanya beberapa keharusan dan karenanya tak terelakkan. Secara khusus, gagasan bahwa pilihan-pilihan dari para pelaku rasional tertentu dimasa lalu dapat saja dilakukan dengan cara berbeda, atau bahkan gagasan bahwa keputusan-keputusan dari para pelaku tersebut di masa mendatang dapat menghasilkan sesuatu yang lain dari apa yang mereka kehendaki. Dengan demikianmasalah kehendak bebas atau kehendak bebas adalah ilusi yang seringkali timbul sebagai akibat dari klaim utama yang dihasilkan oleh determinisme, yaitu bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan diidentifikasi dengan suatu rangkaian kondisi yang pada hakikatnya tak terputus dan tidak ada satu kondisi pun yang dapat dihindari. Dengan kata lain deterministik meyakini segala perbuatan akan ada ganjarannya, berbuat baik akan diganjar baik, sebaliknya berbuat buruk akan diganjar buruk. Semuanya penuh misteri dan teka teki, tidak ada yang bisa menebak nebak akan seperti apa jalan di depan. Semua jejak masa depan masih terpampang acak, semua penuh tanda tanya dan dalam lingkup misteri rahasia di dalam rahasia. Bahkan nalar dan akal sehat terkadang mati, tidak dapat menjangkau masa depan, walau tujuan sudah jelas akan tetapi kebenarannya masih dalam misteri, tak jarang planing, skenario yang sudah tersusun untuk masa depan terkadang seperti sebuah halusinasi belaka.
“jejak jejak itu terpampang acak
pola pola itu penuh misteri
sekali-sekali nalar pun mati
skenario pun hanya halusinasi”
Pada bait selanjutnya hingga penutup, si Aku hendak mengatakan, bahwa suatu saat kehidupan akan menemui jalan menurun, di mana keadaan akan berbalik menjadi sepi, sunyi, seolah senyap dan kembali penuh misteri. Lalu hidup mengharuskan untuk bermuhasabah, mengulang semua kejadian untuk dijadikan pelajaran, sehingga Tuhan adalah kekuatan Maha Linier dan keberadannya tetap misteri, tak dapat diukur atau dimatetatikakan. Sehingga hasil akhir tetap meninggalkan misteri ketika dalam perenungan yang hening dan sepi. Si Aku memberikan kesimpulan pada bait terakhir, bahwa hidup diumpakan seperti kurva dan gelombang, seperti persamaan matematika yang diintervensikan kepada bilangan tak rasional.Bilangan irasional/tak rasional yaitu suatu bilangan yang tidak dapat dibagi karena hasil baginya tidak akan pernah terhenti.Pada intinya, jika bilangan itu tidak dapat dijadikan bentuk a/b maka merupakan bilangan tak rasional.Ini adalah gambaran kehidupan sebenarnya, bahwa hidup tidak pernah berhenti, hidup akan berjalan terus mengikuti dentang waktu, walau kita menghindarinya, tapi hidup akan tetap berjalan sesuai dengan skenario yang sudah digariskan sang Maha. Sebaliknya bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a/b di mana a, b adalah bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0, di mana batasan dari bilangan rasional adalah mulai dari selanga (-00,00). Bilangan bisa dikatakan dapat dibagi menjadi 2 sekup besar yaitu bilangan rasional dan irasional. Bila kita mengatakan bilangan rasional berarti di dalamnya sudah mencakup bilangan : bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima dan bilangan bilangan lain yang menjadi subset dari bilangan rasional, contoh jika a/b = c/d maka, ad = bc.
pada titik tertentu
kurva pun menurun
dan semesta pun terasa sepi
senyap penuh misteri
hidup adalah kurva dan gelombang
seperti persamaan matematika
diintervensi bilangan tak rasional
tetap meninggalkan misteri
hening penuh sepi
Sebagai kata penutup dalam puisi ini si aku sebenarnya hendak mengajak pembaca untuk lebih peka dalam menghadapi dan bijak membaca kehidupan, sebab kehidupan dapat tergambar lewat apa saja yang bersentuhan dengan kehidupan kita sehari-hari. Bisa lewat keluarga, materi pekerjaan secara sengaja atau tidak terkadang adalah gambaran hidup konkrit sebagai i’tibar dan pengingat jalan hidup yang bisa kita pelajari. Sastra dianggap sebagai jalan untuk memanusiawikan manusia, dan memang demikian, caranya adalah justru menunjukkan bahwa hidup adalah pahit. Sastra menunjukkan kenyataan seperti ungkapan puisi di atas, dan bukannya menipu atau mengatakan apa yang seharusnya terjadi tapi tidak terjadi. Karena itu yang tertinggal dalam renungan seseorang yang telah mengalami “katarsis”adalah juga kepahitan hidup. Kebenaran memang tidak selamanya enak dan karena itulah “katarsis” selalu menyebabkan kita mual terhadap diri sendiri, yang tidak selamanya enak.
Dunia nyata yang dipaparkan dalam sebuah karya sastra tidak terbatas pada satu segi kenyataan saja, melainkan memaparkan keanekaragaman segi. Dalam hubungan ini boleh dikatakan bahwa “life is a manny splendoured thing”. Seseorang yang akrab dengan sastra dibebaskan dari pandangan-pandanganyang berdimensi tunggal saja dan terbuka bagi aneka ragam dimensi. Kesatuan bahasa bukanlah cita-cita seorang penggemar sastra. Bukan “one dimensional man” melainkan “multi dimensional man” menjadi cita cita seorang pencipta sastra. Masalahnya sekarang, mampukah dan maukah kita membiasakan dan menebalkan cara berpikir (bersikap kritis) di jagat yang bebas dari pertentangan, kekacauan, dan memunculkan pandangan dunia? Dari jawaban ini tercerminlah tingkat kematangan kita dalam berbeda pendapat yang akan kita munculkan.
Demikian sekelumit pemahaman saya tentang satu puisi dari penyair Riri Satria yang berjudul “Jejak Kurva dan Gelombang”.
Lubang Buaya, 03/04/17 direvisi kembali 12/05/17
Daftar Pustaka :
Kumpulan Puisi Jendela : Riri Satria
Kamus Besar Bahasa Indonesia : W.J.S. Poerwo Darminto
Di tulis oleh : Ummi Rissa (Anggota Dapur Sastra Jakarta)
0 komentar:
Posting Komentar