mak,
tanah kita sudah tinggal sepetak
batang batang mimpi enggan menghijau kembali
langit kita tetap langit yang sama
waktu selalu berbeda
emak bilang,”gih baek!”
mak,
pohon kecapi kini tak berbuah lagi
dan bembem yang biasa menanti saat musim tanam padi
sekarang selalu menangisi kering
prenjak tak mau lagi bertengger di ranting rambutan
emak bilang,”gih baek!”
mak,
masih adakah sisa selimut warisan kokong
yang tertimbun waktu saat gerimis siang siang
aku ingin mengenakannya lagi bila hujan lebat datang
dan hangatnya menggantikan hektar tanah kita yang habis dimakan musang
kata emak,”gih baek!”
bekasi, 20.05.15
(antologi bersama memandang bekasi)
0 komentar:
Posting Komentar