mengikuti pusaran air mata
seperti manusia yang dikeluarkan dari perut
takdir
melalui tujuh perjungan panjang
kembalilah pada pusatnya
oh, sambut kedua tanganku
kecupan aku
aku sandarkan kepala pada ka’bah
dan di multazam kau mendekapku tanpa ragu
aku tertunduk malu saat tatapmu penuh gairah
kau mulai meraba dadaku
yang telanjang dan pasrah
kau kau rajah tubuhku dengan lidah
alif hingga hamzah
aku kaku dan luruh
bersama keangkuhanku yang menjelma peluh
makkah, 13.10.14
0 komentar:
Posting Komentar