inilah jiwa bahari
laut adalah ladang kehidupan
menyemai pukat jarring harapan
mengail kekayaan pemberian tuhan
samudra itu nyali
mengajarkan jujur dan berani
berlabuh menuju sabang hingga merauke
tak gentar arus ombak angin topan mengelilingi
ayolah bangun
jangan hanya bermimpi
menikmati kopi malas dan memandang
isi laut kita dikeruk habis, eksploitasi binasa
indonesia negara kepulauan, katanya
aku dengar teriakan lautan lebih luas dari daratan
tapi lautan kita menangis sepanjang hari di bawah teduh
matahari, karena mereka dibiarkan mati suri di rumahnya sendiri
geografis menguntungkan, katanya
antara samudra hindia pasifik , benua asia australia
kapal kapal luar berdatangan berdagang, tempat persinggahan
bendera kita berkibar di tengah gemuruh gelombang yang kini tingggal sejarah
peringkat ke enam puluh satu dunia
apakah kita masih bisa tertawa dan nyenyak tidur
atas kekayaan negeri yang kelak tidak akan pernah kita nikmati
sesal akan menjadi selimut anak cucu kita pada durasi, narasi yang tak pernah kita sepakati
sudahi teori teori
yang tertulis pada lembar lembar kertas hitam
habisi keresahan, turunkan seribu perahu dan anak kail
kencangkan ikat pinggang keamanan
lalu bangun seribu dermaga di pelabuhan pelabuhan agar laut kita tak sia sia
kita akan berdiri tanpa malu lagi
menatap samudra sambil bernyanyi
”nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa”
“angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai”
bekasi, 27.12.15
laut adalah ladang kehidupan
menyemai pukat jarring harapan
mengail kekayaan pemberian tuhan
samudra itu nyali
mengajarkan jujur dan berani
berlabuh menuju sabang hingga merauke
tak gentar arus ombak angin topan mengelilingi
ayolah bangun
jangan hanya bermimpi
menikmati kopi malas dan memandang
isi laut kita dikeruk habis, eksploitasi binasa
indonesia negara kepulauan, katanya
aku dengar teriakan lautan lebih luas dari daratan
tapi lautan kita menangis sepanjang hari di bawah teduh
matahari, karena mereka dibiarkan mati suri di rumahnya sendiri
geografis menguntungkan, katanya
antara samudra hindia pasifik , benua asia australia
kapal kapal luar berdatangan berdagang, tempat persinggahan
bendera kita berkibar di tengah gemuruh gelombang yang kini tingggal sejarah
peringkat ke enam puluh satu dunia
apakah kita masih bisa tertawa dan nyenyak tidur
atas kekayaan negeri yang kelak tidak akan pernah kita nikmati
sesal akan menjadi selimut anak cucu kita pada durasi, narasi yang tak pernah kita sepakati
sudahi teori teori
yang tertulis pada lembar lembar kertas hitam
habisi keresahan, turunkan seribu perahu dan anak kail
kencangkan ikat pinggang keamanan
lalu bangun seribu dermaga di pelabuhan pelabuhan agar laut kita tak sia sia
kita akan berdiri tanpa malu lagi
menatap samudra sambil bernyanyi
”nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa”
“angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai”
bekasi, 27.12.15
0 komentar:
Posting Komentar