hampir tak mengenal musim
kau selalu memandang perempuan dalam cermin
mungkin di bilik ini figura telah usang dan membosankan
tak lagi manis seperti gula gula yang dulu sempat kau sukai
tak perlu bertanya karena ceruk kalbu bercerita
tentang sebuah kegaduhan yang jalang oleh wajah dalam cermin itu
semua sama saja,menjadi hitam putih terkadang abuabu
hanya hela nafas panjang yang terkadang sedikit menyesak
waktu terserak bersama lembab dan karat hianat
apakah tangisan itu perlu? tidak lagi, cukup di sini
di sebidang dada puisi menulis segala perih
wajah wajah lucu itu adalah inspirasi
jejak senyum yang paling mudah aku kenali
genapkan bilangannya agar lengkap jemarimu menyentuh kening
wajah dalam cermin itu, memberimu ribuan inspirasi
sementara aku terduduk, tunduk lalu malu pada puisi
yang lahir di antara anak anak matahari pagi ini
lb, 12. 04. 17
0 komentar:
Posting Komentar