ada yang tak terbaca
ada yang lepas dari tangan
ada yang hilang dari jiwa
ada yang tak terlihat
ada yang tersembunyi
ada yang terbang entah kemana
menjauh
melayang
berkeping
serpihan
hancur
remuk
debu
lalu mati
tradisi yang hampir punah
tradisi baik patah patah
agama hanya trend
shalat
bacaan qur’an
shalawat
hadis nabi
hanya menjadi status facebook
perselingkuhan menjadi mode
bangga anak anak lahir di luar pernikahan
bangga perempuan perempuan hamil tanpa suami
bangga hidup seatap tanpa tali dan ikatan pernikahan
pernikahan bukan hal yang sakral lagi
cinta bukan lagi di hati
kasih bukan lagi menjadi jiwa
semua hanya ada dalams tatus facebook
dekadensi
dekadensi
anak anak tak lagi terharu menatap ibunya
ibu menjadi pembantu pembantu
ibu menjadi pesuruh
ibu menjadi baby sister
ibu hanya ada dalam gambar dan foto
dekadensi moral
kita terkadang lupa
“bu, ambilkan sepatu
bu, cuciin baju
bu, setrikain
bu, makan
bu, minum
bu, ambilkan ini
bu, ambilkan itu”
hah!
bedebah kalian!
lihat surau yang sepi dari jamaah
masjid mulai ditinggalkan
sesama islam saling mengkafirkan
saudara saling menjelekkan
permusuhan mengembang
beranak anak menjadi
siklus yang tak mati
dekadensi
kita lihat bayi tak berdosa
ada di tong sampah
bayi tak berdosa dibakar
hidup hidup tanpa belas kasih
bayi dipotong potong jadi lima
bayi dibakar jadi arang
bayi diperkosa
diperkosa
bahkan dibunuh
ketika masih menjadi darah
dekadensi moral
di mahsyar
anak anak menjunjung bejana
membawa perahan susu segar
mencari orang tuanya
“mak, aku yang dulu kau gugurkan”
“mak, aku yang dulu kehujanan
ketika kau letakkan di tong sampah”
“mak aku yang dulukau bakar jadi arang”
“mak, aku yang dulu kau potong potong
lalu jasadku kau hanyutkan di kali”
“mak, aku yang dulu kau pukuli sampai mati”
“pak, aku yang dulu kau perkosa sampai mati”
inilah dunia
sudah beruban dan mulai tua
lelah memikul perbuatan anak manusia
lelah menahan beban dari segala cerita
lelah menahan tangis do’a do’a para pecinta
lelah menatap haru orang orang sholeh
sementara para perusak merajalela
para perusak tak lagi mengenal
alamat Tuhannya
al qoriah
kiamat
kiamat
kiamat
lalu Allah berfirman
wamtazul yauma ayyuhal mujrimuun
keluar dari surgaku wahai para jahannam
keluar dari surgaku
“aku takut
aku takut ya Robb
aku takut!”
“hendak lari kemana aku
bersembunyi di sini saja
di bawah kursi atau meja
ah takut!”
“kemana aku bersembunyi
di bawah kolong tempat tidur
di dalam rumahku yang megah
di dalam kamar istanaku yang mewah
di villa vilaku yang indah
di bungalau, kotech atau rumah batu
ah aku takut!”
“aku lari kemana?
lari ke mana
aku takut!”
di huma, kebun atau sawahku
di kali kali atau selokan
ah aku takut!”
takut!
takut sampai dadaku ciut!
“duh gusti pangeran abdi
abdi dzolim ka diri abdi
lamun gusti teu ngehampura
tamtos abdi janten jalmi
anu rugi”
Allahu akbar, Allahu akbar
“aku berdosa
aku pendosa
aku celaka
aku hina
mau lari kemana
bersembunyi di mana
pergi kemana
bumi
langit
jagat raya
semua milikmu
aku takut!
aku takut!
kalut
terjepit
sempit
terlilit!
dan jatuh!
jatuh bersimbah dosa!”
Tuhan
aku ini bukan ahli syurga
tapi aku takut akan api neraka
dosa dosaku sebanyak buih
sebanyak buih di lautan
dosa dosaku
sebanyak pasir di pantai
banyak
tak terhitung jumlahnya
kalau bukan karena rahmat-Mu
kalau bukan karena kasih-Mu
kalau bukan karena pertolongan-Mu
aku bukan apa apa
aku bukan siapa siapa
hanya manusia hina
nista
berlumur dosa
dan
Engkau pengampun dosa
Engkau pengampun segala dosa
cibinong,04.04.17