Senin, 18 Desember 2017

GEMURUH RINDU



gemuruh yang tanggal malam ini
adalah ritual kerinduan yang bertawaf mengelilingi sekerat hati
lalu menepi memunguti ceceran rindu

sampai di mana kau berpaling
membelakangi rindu yang berdegup
di dadamu yang biru dan pelukmu paling syahdu

lalu hujan mengabarkan perjalanan
mengusung segala kalimat untuk mentakwilkan harapan
yang tersesat di antara gulungan kerinduan
tak terurai seperti gemulung ombak tak habis habis

sudahi sesak yang menjadi nista
sebelum semua binasa ditelan massa
lalu kunci semua pintu dan jendela
agar rindu itu pulang ke tubuh jiwa

setu, 05.06.17

Sabtu, 16 Desember 2017

PROSA



Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. 
Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". 
Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Prosa  dibagi dalam dua bagian,yaitu :
prosa lama dan prosa baru.

Prosa Lama

Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. 
Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sastra indonesia mulai ada. Adapun bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah:

Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib, kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, Ceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.

Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.

Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut:
Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh: Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh: Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.

Cerita berbingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita yang didalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam.
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:

Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
Roman transendensi, yaitu di dalamnya terselip maksud tertentu atau mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro. Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro. Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis. Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane. Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.

Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik.
Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perubahan nasib pelaku. 
Jika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. 
Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.

Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.

Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.

Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.

Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll.

YUK KITA BELAJAR TENTANG ESAI



Apa sih ESAI?

Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya.

Beberapa pakar berpendapat tentang Esai :

1.  Menurut KBBI Esai adalah karya tulis atau karangan dalam bentuk prosa yang memaparkan tentang sesuatu masalah dari sudut pandang pribadi penulis secara lugas dan sepintas.

2. Menurut Ensiklopedi Indonesia, Esai adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang kesusastraan,kesenian kebudayaan,ilmu pengetahuan dan filsafat. Berdasarkan pengamatan,pengupasan,penafsiran fakta yang nyata atau tanggapan yang berlaku dengan mengemukakan gagasan dn wawasan pengarangnya sendiri. 

3. Menurut F.X Surana, Esai adalah sebagai kupasan suatu ciptaan,tentang suatu soal, masalah pendapat, ideology dengan panjang lebar. Kupasan ini berdasarkan pandangan penulisnya dan diutarakan secara tidak teratur.

4. Menurut H.B Jassin, Esai adalah uraian yang membicarakan bermacam ragam,tidak tersusun secara teratur tetapi seperti dipetik dari bermacam jalan pikiran. Dalam esai terlihat keinginan, sikap terhadap soal yang dibicarakan, kadang-kadang terhadap soal yang dibicarakan. Pengeretian esai sebagai karangan yang sedang panjangnya dan membahas persoalan secara mudah serta sepintas lalu dalam bentuk prosa.

5. Menurut Soetomo Esai adalah sebagai karangan pendek mengenai suatu masalah yang kebetulan menarik perhatian untuk diselidiki dan dibahas. Pengarang mengemukakan pendiriannya, pikirannya, cita-citanya dan sikapnya terhadap suatu persoalan yang disajikan.

Jenis-jenis Esai

Esai dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1.  Esai naratif yaitu menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional, rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.

2.  Esai Deskriptif yaitu menggambarkan orang, tempat atau sesuatu sejelas dan sedetil mungkins sehingga pembaca dengan mudah membentuk gambar mental tentang apa yang ditulis. Esai ini bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. 

3. Esai ekspositori yaitu menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses,membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh membagi dan mengklisifikasikan atau mendefinisikan.

4. Esai Domentatif yaitu memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu.

Nah sudah tahu kan apa itu Esai menurut para pakar dan ahli Esai. Kadang kita menulis Esai terjebak dalam penulisan reportase atau penulisan sebuah berita. Sebab menurut saya penulisan berita mengacu kepada 5 W + 1 H. Sedangkan Esai adalah memasukkan Opini, pendapat dan pemikiran penulisnya. Adapun gaya penulisan Esai boleh dengan gaya Naratif atau bercerita, Deskriftif yaitu menggambaran objek yang kita bahas, Ekspositoris yaitu mengemukakan suatu cara atau berproses dan Domentatif atau memberi informasi dari suatu hasil penelitian. 

Yuk menulis Esai dengan gaya penulisan yang kita sukai, berdasarkan teori yang dikemukakan para pakar bahasa. Et! Tapi jangan sampai terjebak dengan penulisan reportase ya! Jangan lupa masukkan opini, pemikiran dan pendapat kita di sana. Mari kita sama-sama belajar, jangan pernah takut salah, karena orang yang besar itu tidak serta merta menjadi besar, tapi karena mereka terus belajar, pernah bersalah dan berusaha memperbaiki.

Ada ungkapan mengatakan,”Biarpun keluar dari pantat ayam jika itu telur, please silahkan ambil!” jangan melihat siapa yang berbicara, jika itu ilmu yang sekiranya bermanfaat silahkan ambil walau hanya dari tulisan ummi yang sangat sederhana. Salam literasi, ayo kita belajar dan menulis dan gemar membaca!

Setu, 16.11.17

ENDING YANG SANGAT MENAKJUBKAN



(Mari kita belajar dari kupu kupu)

        Kupu kupu adalah gambaran istimewa yang diturunkan Allah untuk hamba hambanya. Mustinya kita peka pada alam dan mahluk disekeliling kita. Saya hanya mengambil satu contoh mahluk kecil di bumi ini, yaitu kupu kupu. Di mana sebelum berubah menjadi mahluk cantik seperti gambar ini, dia hanyalah mahluk kecil yang kadang membuat sebagian kita yang melihat terasa menggelikan atau pun menjijikkan. 

   Semuanya berproses, tidak selamanya ulat yang awalnya disangka menjijikkan bahkan menggelikan ini, tiba tiba berubah wujud menjadi mahluk cantik yang indah dan membuat kita berdecak kagum. Allah sudah menetukan porsi yang terbaik untuk mahluk mahluk dan hamba hamba-Nya sesuai dengan takaran yang sudah ditimbang menurut kaca mata Allah.  Semua mahluk sama kedudukannya dihadapan-Nya, hanya kwalitas dan kadar keimananyalah yang membuat seseorang menjadi berbeda. Semua mendapatkan hak dan keadilan yang sama menurut takaran Allah.

     Jadi stop mengeluh mulai hari ini, ayo kita berproses, jangan pernah putus asa. Karena Allah sudah menentukan jalan terbaik untuk kita. Segala cobaan memang berat, akan lebih berat jika kita enggan menjalani dan memperjuangkannya. Berusaha dan berdo'a. Usaha tanpa do'a ibarat mobil tanpa supir, semua kosong, diam dan mati. Jalani semua apa adanya disertai ikhtiar dan doa. Jangan pernah menjalani sesuatu karena "ada apanya" sebab itu akan menjadi berat, menjadi pamrih dan terkadang tipis keikhlasannya. 

     Ulat tidak pernah mengeluh diciptakan Allah menjadi ulat, justru dia selalu bertasbih memuji kebesaran-Nya. Walau kadang dia dicap merusak dedaunan, tetapi tidak selamanya dia merusak, dia menghabiskan rizkinya seperlunya saja, dan hanya butuh beberapa hari saja. Lalu dia menggulung dirinya dalam lipatan daun, pulang dan berpasrah keharibaan yang maha kuasa, tanpa makan dan minum hanya memuji kebesaran-Nya. Seolah tubuhnya hancur dan kering menjadi kepompong. Lalu cuaca menguatkan segala yang naif, melipat semua nafsunya, dan Allah memberi hadiah terindah yaitu menjadi kupu kupu.

     Allah tidak pernah tidur, selalu mendengar percakapan kita walau hanya lewat bathin dan doa. Oleh karenanya jangan pernah putus asa. Semua akan tersa indah pada waktunya, asal kita tidak pernah berhenti berihtiar, berusaha menjadi yang terbaik dan berdoa. Semoga kita peka terhadap mahluk disekeliling kita sebagai i'tibar untuk bermuhasabah, selalu bersyukur dan menikmati apa un yang Allah berikan untuk kita.

*Mari belajar dari kupu kupu. Mahkuk indah di taman dan kebun kita. 

Salam senin berkah 

Salam cinta baca
Bekasi.27.11.17
Rissa Churria

ESAI CATATAN KECIL PELUNCURAN BUKU “NARASI SEPASANG KAOS KAKI” dan “IMAJI BIRU”




  Jatijagat Kampung Puisi adalah nama yang tak asing lagi bagi masyarakat seni di Bali. Suatu kebanggan tersendiri manakala bisa menghadiri peluncuran buku puisi sahabat-sahabat saya yaitu mbak Winar Ramelan dan Dewi Salistiawati yang akrab dipanggil Awie. Saya rasa semua anggota Dapur Sastra Jakarta yang waktu itu berkesempatan hadir, berkeinginan suatu saat akan berkesempatan untuk peluncuran buku puisi di Kampung Puisi Jatijagat.
     “Narasi Sepasang Kaos Kaki dan “Imaji Biru” adalah buku terbitan Teras Budaya dan penulisnya adalah anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ), teristimewa Awie adalah salah satu pemenang lomba esai yang diadakan oleh DSJ. Hadir sebagai pembicara adalah ibu Puji Retno Hadiningtyas, akrab dipanggil mbak Retno, seorang pakar Esais, Kritikus Sastra, Peneliti bidang Sastra dan Budaya serta bertugas di Lembaga Bahasa Bali. Perbincangan hangat malam itu memberi beberapa catatan kecil dalam ingatan saya. Ulasan kedua buku tersebut hampir sama saja, yaitu ;
1. Mau dibawa ke mana buku ini? 
2. Menulis harus syarat dengan makna dan amanat
3. Walaupun puisi bersipat imajinatif tetapi menulis puisi harus sesuai dengan data dan fakta yang ada di lapangan
4. Kedua buku tidak ada ruhnya
5. Buku “Imaji Biru” dan “Narasi Sepasang Kaos Kaki” rata-rata masih seperti curhatan penulisnya.

     Secara pribadi saya sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut, karena bagaimanapun juga puisi adalah karya sastra yang sangat dekat dengan penulisnya. Baik kedekatan perasaan, emosional bahkan jiwa penulisnya tertuang di sana. Bagaimana sebuah puisi dikatakan tidak punya ruh, tidak punya jiwa bahkan jauh dari amanat dan makna. Sedangkan seorang penyair tentu memilih diksi dengan penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Memang diakui Awie adalah penulis pemula, tetapi Penyair winar termasuk seseorang yang sudah lama bergulat dengan dunia kepenulisan, baik puisi maupun cerpen. Bahkan karya-karyanya sering muncul dibeberapa media massa. Memang semua itu belum menjadi tolak ukur kesempurnaan sebuah karya, tetapi minimal beberapa media pun mengakui hasil karyanya.
     Selintas saya sempat berpikir “pernyataan tersebut adalah pembunuhan karakter” why not? Bagaimana jika Penyair Awie dan Winar menjadi down? “ah tidak!”  saya langsung menjauhkan pemikiran tersebut dari otak naif yang tiba-tiba melintas begitu saja.  Dan saya yakin pernyataan-pernyataan di atas adalah sumbu yang bisa memicu serta mampu menumbuhkan greget dari dalam sehingga kedua penyair bisa berkarya lebih baik dan lebih bagus lagi. Dan bagi saya kalimat-kalimat tersebut adalah amunisi untuk kita terus menggali, belajar dan membaca, baik membaca literasi maupun kepekaan membaca situasi di sekeliling kita sendiri, baik secara sempit maupun luas.
  Ternyata rumor dan desas desus yang merebak diantara penulis bahwa “jika berani louncing di Kampung Puisi Jatijagat harus mempunyai mental yang tangguh, sebab kita akan dicecar dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkadang bisa menyudutkan bahkan membuat mental kita menjadi down”. Saya pikir ini baik sekali untuk penulis karena Dia akan tahu sampai di mana lefel karyanya, sebab seorang penulis pemula atau pun senior harus mampu mempertanggung jawabkan karyanya ketika karya itu dibedah di tengah-tengah publik dan dihadapan penulisnya. Walaupun ada ungkapan mengatakan,”ketika karya itu lahir, maka matilah penulisnya”. Ungkapan itu menurut hemat saya tidak sepenuhnya benar, karena jika penulisnya masih ada, maka kita bisa bertanya dan meminta penjelasan dan pertanggung jawaban terhadap tulisannya. Zaman sudah semakin maju, kita bisa berkomunikasi dengan seorang penulis lewat berbagai media, baik langsung maupun tak langsung.
     Kalimat yang paling saya suka malam itu adalah ungkapan bapak Remmy Novaris yang mengatakan, “DSJ sengaja memberi peluang, dukungan dan mendidik penulis-penulis pemula untuk berani berkarya, berani menulis dan alhasil penerbitan buku adalah keberanian dan kepercayaan diri yang harus terus dipupuk. Ini adalah cara meregenerasi dan mempersiapkan penulis-penulis pemula untuk menjadi penulis yang handal di arena percaturan dunia kesusastraan Indonesia. Suatu hari nanti yang tua akan dikenang dan yang muda terus melanglang melanjutkan dan mengembangkan dunia kepenulisan agar dunia kepenulisan tidak vakum atau bahkan hilang karena minat menulis yang terkikis”. 

Pekanbaru, 11.11.17

ESAI CATATAN KECIL PELUNCURAN BUKU “WINTER IN PARIS” KARYA RIRI SATRIA




    Nyatanya DSJ sampai juga ke acara perhelatan UWRF di Bali, bahkan terhitung sukses ketika menggelar peluncuran buku Winter In Paris karya salah satu admin DSJ yaitu Penyair Riri Satria. Peluncuran Winter In Paris adalah satu agenda yang masuk dalam program UWRF, ini adalah kali pertama Dapur Sastra Jakarta mengadakan peluncuran di acara UWRF. Saya turut bangga karena bisa menghadiri acara dunia yang cukup bergengsi. Terlebih menghadiri peluncuruan buku sahabat saya penyair Riri Satria.
Lahirnya Winter In Paris dilatar belakangi karena penulisnya menempuh study di Paris, sehingga secara langsung maupun tidak,  segala sesuatu yang berkaitan dengan Paris saling bersentuhan dan bergesekan pada setiap momen. Begitu sangat dalam kesan dan kenangan yang dapat diserap dalam ingatan penulisnya. Setiap kata yang lahir adalah luapan perasaan dan suara hatinya.  Bahkan kesaksian teman dekat penulis yang tinggal di Paris mengatakan, “Riri sering tiba-tiba terdiam lama ketika duduk bersama saya, rupanya dalam diamnya Dia memilih sebuah diksi untuk ditulis menjadi sebuah puisi, dan setiap perjalanan baginya adalah sebuah perenungan”. Kalimat ini sebenarnya adalah sebuah penegasan bahwa memang penulis sangat serius dalam memilih diksi yang tertuang dalam buku Winter In Paris.
Salah satu catatan kecil saya ketika menghadiri peluncuran buku Winter In Paris ini adalah ketika pembicara Bapak Remmy novaris D.M. memberi sebuah endosmen, bahwa “diksi yang dipilih dalam buku Winter In Paris terlihat sangat matang dan utuh”. Saya secara pribadi sangat setuju dengan pernyataan tersebut, bahkan selain matang dan utuh, saya membaca diksi yang dipilihnya lebih kuat, berkarakter dan terasa berdaya magnet. Sehingga ketika kita membacanya aura diskripsi yang digambarkan di sana sangat kuat, sehingga seolah-olah kita masuk ke dalam puisi yang ada dalam buku tersebut. Ada  ungkapan  mengatakan,”puisi yang bagus dan hidup adalah puisi yang ketika dibaca ada perasaan bergetar dalam hati danmerasa merinding baik bagi pembaca maupun pendengarnya”. Memang tidak semua orang sependapat dengan ungkapan ini, tetapi saya secara pribadi mempercayainya, karena puisi sangat dekat dengan perasaan dan bathin penulisnya.
Kedekatan puisi dengan bathin dan perasaan penulisnya tentu akan terefleksi dalam pemilihan diksi, sehingga akan terjadi kontempelasi yang harmonis antara keduanya dan akan terciptalah sebuah karya puisi yang imajinatif realistis. Walau pun puisi bersifat imajinatif, penyair yang baik adalah penyair yang mampu meleburkan sesuatu yang riil menjadi naratif imajinatif.  Sehingga akan ada sentuhan lebih dalam ketika Dia menggambarkan diksi dalam puisinya. Menurut hemat saya Riri Satria lebih pas dan cocok ketika menulis puisi dalam bahasa Inggris. Saya tidak mengatakan karya puisinya dalam bahasa Indonesia tidak cocok untuknya. Lagi-lagi seorang penyair tidak akan serta merta menemukan gender kepenulisannya seketika. Tentu butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan jati diri dan siapa dirinya dalam sebuah karya. Banyak penulis yang multi talen, akan tetapi Dia pasti punya kecenderungan yang sangat kuat terhadap salah satu jenis tulisannya, bahkan karakter, rasa nyaman dan kenikmatan ketia Dia menulis. Saya rasa penyair Riri Satria akan memahami dirinya sendiri, bagaimana Dia merasakan klimaks, puncak dan ejakulasi dalam jenis karyanya. Apakah Dia lebih enjoy dan mencapai klimaksnya ketika menuliskan puisi dalam bahasa Inggris ataukah dalam bahasa Indonesia, semua yang tahu akan hal ini hanyalah penulisnya, sebab saya belum pernah bertanya tentang hal ini baik secara langsung pribadi ataupun ketika dalam forum diskusi umum.
Satu kalimat yang bisa saya garis bawahi dari lahirnya buku Winter In Paris adalah,”Inilah yang pas!” maksudnya adalah Penyair Riri Satria lebih pas dan cocok menulis puisi berbahasa Inggris, sebab saya merasa dalam karyanya ada sebuah magnet yang menarik pembaca untuk masuk dan larut dalam diksinya. Saya berharap tahun depan akan lahir Winter yang lain dan juga akan diluncurkan pada acara UWRF 2018. 

Pekanbaru, 10,11,17
SELESAI

MEMAHAMI STRUKTUR SEMANTIK JEJAK KURVA DAN GELOMBANGPUISI RIRI SATRIA

      Semantik (berasal dari Bahasa Yunani yang berarti semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sama, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkadungpada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi ;ain. Dengan kata lain semantik adalah pembelajaran tentang makna. Chaer (1990 : 12) mengatakan, bahwa bidang dalam sejarah studi linguistik, bidang semantik agak diterlantarkan atau kurang mendapatkan perhatian . Namun bukan berarti tidak ada kegiatan sama sekali mengenai semantik itu dalam sejarah studi bahasa. Aristoteles (284-322 SM) sudah menggunakan istilah makna, yaitu ketika ia mendefinisikan mengenai kata. Menurut Aristoteles, kata adalah satuan terkecil yang mengandung makna. Lebih jauh Aristoteles berpendapat, bahwa hubungan antara bentuk dan arti kata adalah soal perjanjian di antara pemakai bahasa.
      Puisi Indonesia di era sekarang adalah suatu bentuk puisi yang baru dan sebelumnya tidak dikenal dalam tradisi puisi asli Indonesia. Puisi Indonesia modern juga merupakan bentuk sastra hasil persentuhan dengan tradisi satra asing, terutama kesusastraan Barat.Di dalam sastra, persentuhan itu tidak hanya terbatas menghasilkan perubahan-perubahan dalam struktur, tapi juga dalam tema, sikap, dan visi kepengarangan. Perkembangan puisi Indonesia modern pada hakikatnya merupakan gambaran dari perkembangan manusia lndonesia modern. Awal abad keduapuluh adalah tonggak awal sebagai era baru perpuisian lndonesia. Para penggiat sastra secara perlahan tapi pasti dari berbagai subkultural mulai keluar dan melepaskan diri dari langit tempurung subkulturnya untuk kemudian mencari dan masuk ke dalam kultur yang baru yang bernama kebudayaan lndonesia.
     Proses perubahan dan perkembangan itu dengan jelas bisa terlihat dalam perkembangan penghayatan penyair terhadap kemerdekaan kepenulisan. Kepekaan penyair terhadap permasalahan merupakan gambaran dari perkembangan penghayatan terhadap kemerdekaan itu. Seperti halnya Riri Satria yang mencoba menggambarkan kehidupan ini dengan kurva, gelombang, garis, persamaan linier, solusi trivial dan deterministik, semua adalah kepekaan batin yang dimilikinya dalam menyikapi dan menyelami profesi secara mendalam sehingga timbul kontempelasi yang apik dalam gubahan puisinya yang berjudul “Jejak Kurva dan Gelombang”. Dalam puisi ini kita akan memasuki ranah gelombang yang Maha dahsyat, tak terukur, penuh metafisik, penuh teka teki, tanda tanya,penuh kejutan-kejutan, akan tetapi terkadang menjadi sunyi, lalu kembali kepada pemilik metafisik sejati yang penuh misteri. Lihat puisi Riri Satria berikut :

JEJAK KURVA DAN GELOMBANG
aku adalah angin
menghampiri ruang hidup
terasa tapi tak berjejak
menemani di jalan setapak
penuh liku dan panjang

pandangan pun siap berganti
arah pun bisa berbelok

berselancar bersama gelombang
berlari mendahului kurva
melompati puncak persamaan
berkelit di antara struktur
menalar alternatif skenario

napas hidup itu adalah kurva
dibentuk persamaan tidak linier
mungkin solusinya trivial
mungkin juga deterministik
itulah hidup penuh misteri

jejak jejak itu terpampang acak
pola pola itu penuh misteri 
sekali-sekali nalar pun mati
skenario pun hanya halusinasi

pada titik tertentu
kurva pun menurun
dan semesta pun terasa sepi
senyap penuh misteri

hidup adalah kurva dan gelombang
seperti persamaan matematika 
diintervensi bilangan tak rasional

tetap meninggalkan misteri
hening penuh sepi

cibubur,02/02/2015

Unsur batin yang dibangun pada puisi di atas sangat kuat sekali. Pada bait pertama dan kedua Riri mengatakan : 
aku adalah angin
menghampiri ruang hidup
terasa tapi tak berjejak
menemani di jalan setapak
penuh liku dan panjang

pandangan pun siap berganti
arah pun bisa berbelok

     “Aku” adalah kata ganti untuk menonjolka diri sendiri. “Aku” adalah kata ganti yang paling tepat untuk memperlihatkan individualisme. Bait ini mengungkapkan perasaan yang dialami penyair dengan rumusan bahasa misteri “aku adalah angin // terasa tapi tak berjejak”angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan udara akan memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik, terjadilah angin yang berhembus, lembut dan dapat memasuki segala ruangan. Seperti sipatnya angin tak teraba dan tak berbentuk, oleh karennaya  keberadaannya penuh misteri. Ada kalanya si aku ini berubah menjadi seperti angin yang bisa bertandang ke semua ruang-ruang hidup, masuk ke dalam semua ranah kehidupan, segala lapisan masyarakat. Menjadi apa saja dan bergaul dengan siapa pun. Walau terkadang perjalanan yang dilaluinya begitu panjang dan berliku, hambatan, godaan datang silih berganti, dan semua siap untuk membelokkan jalan arah di mana tujuan hakiki akan di tempuh.
Si aku juga menggambarkan bahwa perjalanan hidup seperti gelombang, di mana gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasigravitasional, yang bisa berjalan lewat ruang hampa udara, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya pegas) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat ke tempat laintanpa mengakibatkan partikel medium berpindahsecara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara massal.
“berselancar bersama gelombang
berlari mendahului kurva
melompati puncak persamaan
berkelit di antara struktur
menalar alternatif skenario”

     Sifat gelombang mengikuti arah perjalanan yang telah di tentukan dan digariskan,akan tetapi terkadang kehidupan berlari mendahului kurva. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Kurva dapat diartikan garis lengkung atau bisa diartikan sebagai grafik yang menggambarkan variabel, (misalnya yang memperlihatkan perkembangan) yang dipengaruhi oleh keadaan. Mendahului kurva, mendahului kodrat yang telah digariskan sang Maha, sehingga akan dapat melompatipuncak persamaan lalu berkelit di antara struktur jika berbentur dengan birokrasi duniawi yang kadang dapat menalar alternatif alternatif skenario sesuai dengan keinginan jalan yang akan dilalui, dengan kata lain hidup dapat menghalalkan berbagai macam cara, termasuk merubah data dan dan fakta sebenarnaya dengan sekenario yang menarik, sehingga data hidup bisa dikelabui dengan rapi dan apik.
napas hidup itu adalah kurva
dibentuk persamaan tidak linier
mungkin solusinya trivial
mungkin juga deterministik
itulah hidup penuh misteri

     Bait selanjutnya, si Aku menyamakan kurva adalah napas hidup yang dibentuk dengan persamaan tidak linier. Jalan hidup tidak selalu bisa dimatematikakan, terkadang tidak sesuai dengan perhitungan matematis, tidak sesuai nalar dan lain sebagainya. Walau terkadang hidup penuh pertimbangan dan berbagai macam solusi dicari tapi hasilnya adalah adalah nol. Seperti solusi trivial itu sendiri, di mana  “X1 = X2 = X3 = 0”. Lalu deterministik! Deterministik dalam ilmu pengetahuan adalah suatu kondisi di mana dapat dijelaskan secara pasti, lawan dari deterministik adalah probabalistik atau sesuatu yang sifatnya kemungkinankarena faktor penentubelum diketahui semua. Dalam keyakinan filosofis determinisme adalah semuaperistiwa terjadi sebagai akibat dari adanya beberapa keharusan dan karenanya tak terelakkan. Secara khusus, gagasan bahwa pilihan-pilihan dari para pelaku rasional tertentu dimasa lalu dapat saja dilakukan dengan cara berbeda, atau bahkan gagasan bahwa keputusan-keputusan dari para pelaku tersebut di masa mendatang dapat menghasilkan sesuatu yang lain dari apa yang mereka kehendaki. Dengan demikianmasalah kehendak bebas atau kehendak bebas adalah ilusi yang seringkali timbul sebagai akibat dari klaim utama yang dihasilkan oleh determinisme, yaitu bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan diidentifikasi dengan suatu rangkaian kondisi yang pada hakikatnya tak terputus dan tidak ada satu kondisi pun yang dapat dihindari. Dengan kata lain deterministik meyakini segala perbuatan akan ada ganjarannya, berbuat baik akan diganjar baik, sebaliknya berbuat buruk akan diganjar buruk. Semuanya penuh misteri dan teka teki, tidak ada yang bisa menebak nebak akan seperti apa jalan di depan. Semua jejak masa depan masih terpampang acak, semua penuh tanda tanya dan dalam lingkup misteri rahasia di dalam rahasia. Bahkan nalar dan akal sehat terkadang mati, tidak dapat menjangkau masa depan, walau tujuan sudah jelas akan tetapi kebenarannya masih dalam misteri, tak jarang planing, skenario yang sudah tersusun untuk masa depan terkadang seperti sebuah halusinasi belaka.

“jejak jejak itu terpampang acak
pola pola itu penuh misteri 
sekali-sekali nalar pun mati
skenario pun hanya halusinasi”

     Pada bait selanjutnya hingga penutup, si Aku hendak mengatakan, bahwa suatu saat kehidupan akan menemui jalan menurun, di mana keadaan akan berbalik menjadi sepi, sunyi, seolah senyap dan kembali penuh misteri. Lalu hidup mengharuskan untuk bermuhasabah, mengulang semua kejadian untuk dijadikan pelajaran, sehingga Tuhan adalah kekuatan Maha Linier dan keberadannya tetap misteri, tak dapat diukur atau dimatetatikakan. Sehingga hasil akhir tetap meninggalkan misteri ketika dalam perenungan yang hening dan sepi. Si Aku memberikan kesimpulan pada bait terakhir, bahwa hidup diumpakan seperti kurva dan gelombang, seperti persamaan matematika yang diintervensikan kepada bilangan tak rasional.Bilangan irasional/tak rasional yaitu suatu bilangan yang tidak dapat dibagi karena hasil baginya tidak akan pernah terhenti.Pada intinya, jika bilangan itu tidak dapat dijadikan bentuk a/b maka merupakan bilangan tak rasional.Ini adalah gambaran kehidupan sebenarnya, bahwa hidup tidak pernah berhenti, hidup akan berjalan terus mengikuti dentang waktu, walau kita menghindarinya, tapi hidup akan tetap berjalan sesuai dengan skenario yang sudah digariskan sang Maha.  Sebaliknya bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a/b di mana a, b adalah bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0, di mana batasan dari bilangan rasional adalah mulai dari selanga (-00,00). Bilangan bisa dikatakan dapat dibagi menjadi 2 sekup besar yaitu bilangan rasional dan irasional. Bila kita mengatakan bilangan rasional berarti di dalamnya sudah mencakup bilangan : bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima dan bilangan bilangan lain yang menjadi subset dari bilangan rasional, contoh jika a/b = c/d maka, ad = bc. 

pada titik tertentu
kurva pun menurun
dan semesta pun terasa sepi
senyap penuh misteri

hidup adalah kurva dan gelombang
seperti persamaan matematika 
diintervensi bilangan tak rasional

tetap meninggalkan misteri
hening penuh sepi

Sebagai kata penutup dalam puisi ini si aku sebenarnya hendak mengajak pembaca untuk lebih peka dalam menghadapi dan bijak  membaca kehidupan, sebab kehidupan dapat tergambar lewat apa saja yang bersentuhan dengan kehidupan kita sehari-hari. Bisa lewat keluarga, materi pekerjaan secara sengaja atau tidak terkadang adalah gambaran hidup konkrit sebagai i’tibar dan pengingat jalan hidup yang bisa kita pelajari. Sastra dianggap sebagai jalan untuk memanusiawikan manusia, dan memang demikian, caranya adalah justru menunjukkan bahwa hidup adalah pahit. Sastra menunjukkan kenyataan seperti ungkapan puisi di atas, dan bukannya menipu atau mengatakan apa yang seharusnya terjadi tapi tidak terjadi. Karena itu yang tertinggal dalam renungan seseorang yang telah mengalami “katarsis”adalah juga kepahitan hidup. Kebenaran memang tidak selamanya enak dan karena itulah “katarsis” selalu menyebabkan kita mual terhadap diri sendiri, yang tidak selamanya enak.
      Dunia nyata yang dipaparkan dalam sebuah karya sastra tidak terbatas pada satu segi kenyataan saja, melainkan memaparkan keanekaragaman segi. Dalam hubungan ini boleh dikatakan bahwa “life is a manny splendoured thing”. Seseorang yang akrab dengan sastra dibebaskan dari pandangan-pandanganyang berdimensi tunggal saja dan terbuka bagi aneka ragam dimensi. Kesatuan bahasa bukanlah cita-cita seorang penggemar sastra. Bukan “one dimensional man” melainkan “multi dimensional man” menjadi cita cita seorang pencipta sastra. Masalahnya sekarang, mampukah dan maukah kita membiasakan dan menebalkan cara berpikir (bersikap kritis) di jagat yang bebas dari pertentangan, kekacauan, dan memunculkan pandangan dunia? Dari jawaban ini tercerminlah tingkat kematangan kita dalam berbeda pendapat yang akan kita munculkan.  

Demikian sekelumit pemahaman saya tentang satu puisi dari penyair Riri Satria yang berjudul “Jejak Kurva dan Gelombang”.

Lubang Buaya, 03/04/17 direvisi kembali  12/05/17
Daftar Pustaka :
Kumpulan Puisi Jendela  : Riri Satria
Kamus Besar Bahasa Indonesia : W.J.S. Poerwo Darminto
Di tulis oleh : Ummi Rissa (Anggota Dapur Sastra Jakarta)

Jumat, 15 Desember 2017

PEREMPUAN SAMAR WULU



     Bedug magrib terdengar dari kejauhan, adzan pun berkumandang, inilah wayah samar  wulu, pintu yang mengganti wajah sore menjadi malam. Seorang pria muda mengendarai vespa, langit pekat, mendung menggantung, mungkin sebentar lagi hujan akan turun. Vespa biru itu terus melaju menyusuri pinggiran Jalan Brawijaya, menuju arah kali Lo. Angin mulai berdesir sedikit kencang, mendung berkumpul untuk berkencan, lirih gerimis turun terbawa angin, lembut menyentuh tanah, indah seperti diksi yang dirangkai menjadi puisi. Pria di vespa biru itu tidak berhenti seolah menikmati rintik hujan yang lembut membelai wajahnya. Tiba-tiba disebuah perempatan jalan, vespanya berhenti perlahan, entah apa yang terjatuh di aspal, Dia turun dan mengambilnya. Lalu seorang gadis menyapanya, “Hey mas, sendirian ya? Kenalkan aku Nuning, mas siapa?” perempuan itu menyodorkan tangan ke arah pria itu. Lelaki itu terperanggah dan sedikit gugup,”a...a... aku Alex”.”Tangan perempuan ini begitu halus dan dingin!” gumamnya.

     Perkenalan yang tak disengaja dan sangat singkat itu membawa mereka kepada keakraban yang tak pernah disangka.  Mereka berdua duduk di trotoar jalan sambil memesan beberapa tusuk sate yang ada di sana,“Bang, sate 30 tusuk”. “Nuning, sebenarnya kamu mau kemana? Kok bawa rantang segala?” “Oh iya, aku lupa, tadi ibu menyuruh aku untuk beli sop kambing sama beli sate”. “Ya sudah pesen aja sekalian, tenang aja nanti aku yang bayarin”. Nuning berdiri dan menarik tangan Alex,”Ayo kita lihat yang bakar sate”, “Ih ngapain sih, di sini aja”, “Ayooo....!” Nuning terus menarik tangan Alex, akhirnya Alex mengikuti Nuning. Mereka berdua berdiri tepat di depan pembakaran sate, Nuning mengambil beberapa tusuk sate yang baru dibakar itu,” Sssst...., jangan! Ini kan masih mentah Nun!” “Ah enak kok, rasanya manis lho, cobain deh”. Alex merasa aneh dengan tingkah Nuning itu, lebih aneh lagi, Nuning tidak hanya menghabiskan 1 atau 2 tusuk saja, tapi sampai 20 tusuk sate yang belum matang. Ada sedikit perasaan ngeres dalam benak Alex, tapi perasaan itu segera Ia tepis sehingga tidak menimbulkan pertanyaan yang berkepanjangan dalam dirinya sendiri.

     Mereka sudah selesai makan, pesanan ibu Nuning juga sudah dapat, “Nuning, rumah kamu di mana? Ayo aku antar!”. Tanpa basa basi lagi, Nuning langsung ikut membonceng di belakang Alex. “Awas! Pegangan yang erat ya, nanti jatuh!” “Ia ... ia... aku pegangan di pinggang kamu boleh kan?” “Tentu saja boleh, dengan senang hati!” Vespa biru itu terus melaju, sepanjang jalan mereka bercerita dan tertawa-tawa, sesekali mereka cekikikan, entah apa yang mereka candakan. “Nuning, rumah kamu sebelah mana, di depan ada pertigaan, lurus atau belok?” “ belok kiri saja, ambil arah lewat jalan belakang rumah sakit”. Alex sedikit agak tertegun mendengar arah belakang rumah sakit. “Bukannya belakang rumah sakit kuburan ya?” dalam hatinya bertanya-tanya. Ketika itu Nuning langsung memberi penjelasan kepada Alex bahwa,”Rumahnya memang di dekat kuburan yang ada di sana”. Tak terasa mereka sudah sampai di rumah Nuning. “Yang mana rumahmu Nun...?” “Itu yang paling terang” tangan Nuning menunjuk rumah yang paling terang. “Vespa gak bisa masuk Lex, karena gangnya sangat sempit dan gelap”. “Ya sudah kita turun di sini saja, biar vespanya kita parkir di arah masuk gang, lampunya kita sorotkan ke arah jalan gang”. Gang menuju rumah Nuning benar-benar sempit dan gelap, sesekali Alex tersandung batu-batu yang ada di sana. “Di sini banyak sekali batu-batu ya Nun...” “Emang iya, sepanjang jalan ini emang banyak batu nisan Alex!” “batu nisan? Jangan bikin takut aku Nun...”.”Emang kenapa takut Lex? Orang di sini baik-baik semua kok”. Begitu sampai di tengah jalan, lampu vespa tiba-tiba mati, sepontan terdengar tertawa nyaring,” xixixixixi.... xixixixi.... xixixixi....”. Tanpa berpikir panjang Alex berlari tunggang langgang, jatuh bangun menabrak batu nisan pekuburan.

Selesai

Lubang Buaya, 2017

Kamis, 14 Desember 2017

TELEPON MISTERIUS



    Hanphonku berdering tiga kali, aku terkejut bangun dari tidur,”hallo.... siapa ini” tanyaku parau karena aku begitu mengantuk berat. Aku duduk di bangku kereta paling pojok, dan aku sandarkan kepala di tiang tempat duduk kereta. “ hallo...., tolong dong jangan duduk di sini,” “kenapa memang kalau aku duduk di sini?” tanyaku. “karena aku ada di kursi yang kamu duduki, kamu menduduki aku!” aku berpikir sejenak,”Menduduki? Mana mungkin”. “Hei...! cepet bangun...! kamu ngedudukin aku! Sakit tauk !” aku tersentak dan gemetar, langsung berdiri dan melihat ke arah bangku yang aku duduki. Akumelihat seorang perempuan benar benar ada di bangkuku, dan aku hanya melihat kepalanya saja tersenyum kepadaku.

     Napasku memburu satu-satu, “mahluk apa itu? Apakah itu hantu? Tapi kenapa orang-orang tidak merasakan hal aneh sepertiku”. Aku berjalan menuju gerbong lain, berdiri diantara padat penumpang, Tiba-tiba seorang laki-laki menawarkan tempat duduknya kepadaku, ”Silahkan duduk mbak, saya yang akan berdiri”.”Iya terimakasih”, jawabku. Baru  sebentar aku duduk, hanponku berdering lagi, aku ragu untuk mengangkatnya, antara diangkat dan tidak, tanganku gemetaran ragu untuk mengangkatnya. Terdengar suara seorang perempuan,”Hallooo..... aku bilang jangan ngedudukin aku! Jangan ngedudukin aku! Kepalaku ada di bangku yang kamu duduki ! tahu gak sih ! ngertigak sih!”. Aku berdiri...matanya melotot gigi giginya bertaring lidahnya menjulur! Tuhan... aku hanya terdiam.



Selesai

Bekasi, 2017

KERETA TERAKHIR



    Hari mulai merangkak malam, sunyi makin membentang, ini adalah kereta terakhir jurusan Bekasi yang aku tumpangi. Aku melihat gadis kecil duduk sendiri di sudut bangku prioritas. Aku memandangi wajahnya, bibirnya gemetar, wajahnya begitu pias masai, lalu Ia berbicara dengan bahasa kalbu, suaranya parau.

    "Kak.... aku Ani anak kecil yang beberapa hari lalu terjatuh ke kolong kereta, kakak dengar kan? Waktu itu aku menjerit-jerit kesakitan dan ketakutan!”
“Ani ?” aku mencoba mengingat-ingat, oh ya... beberapa hari lalu aku mendengar anak kecil terjatuh ketika turun dari kereta, sontak semua penumpang menjerit histeris. Ya aku mengingatnya, “Kenapa hari ini Ani naik kereta sendiri? mana ayah bunda Ani?” Dia terdiam hanya tertunduk lalu airmatanya mengalir.

    Di luar hujan, cuaca makin dingin, tiba tiba Ani memelukku, tangan mungilnya begitu lembut dan dingin, "boleh aku tidur dipangkuan kakak?” aku hanya tersenyum dan mengangguk. Ia meraba wajahku, ”kakak cantik dan baik, aku ingin punya ibu seperti kakak”. “Setiap hari aku naik kereta terakhir dan gerbong terakhir arah Bekasi, aku ingin mencari ibuku kakak..., tapi aku tak pernah bertemu ibu, maukah kakak menjadi ibuku?” aku tersenyum mengiyakan permintaannya. Ia terus bercerita dan berbicara dengan riang, tak terasa kereta telah sampai di stasiun Kranji.

    “Stasiun Kranji, sebentar lagi bekasi”, gumamku lirih, Ani tersentak kaget,”apa? Stasiun Kranji ?” “Iya sayang ini stasiun Kranji, kenapa?” “Aku turun di sini kakak, kalau kakak naik kereta arah Bekasi, naiklah kereta terahir dan di gerbong paling akhir juga, aku akan menunggu kakak di sana”.
Dia menciumi pipiku, matanya berkaca-kaca, “Aku akan merindukan kakak”. Dia berjalan menuju pintu yang tertutup, keluar tanpa menunggu pintu terbuka, menembus pintu dengan jasadnya. Aku berdiri tanganku mencoba menggapainya,
"Ani.... saputanganmu...!”

Bekasi, 2017

CINTA DI SEPANJANG KALI LO



masih ingatkah dirimu
bantaran kali lo dan pohon nyiur hijau

selalu menyuarakan kisah kisah syahdu
dan di sana kau hanyutkan satu buku biru

aku rapal segala  kisah di jembatan kali lo
dan bentangan puisi yang kau tulis di punggung pengantigan
suara hati yang selalu kau tulis setiap kita melewati kali lo
lalu kau baca sajak manis itu di bawah rindang pohon randu

inilah kali yang menyatukan hati kita
setiap hari kau kumpulkan kata agar menjadi makna
kau tulis sebaris puisi pada helai helai daun randu
ungkapan rasa saat hati berkalang rindu


bekasi, 9.06.15


RINTIHAN LAUT

inilah jiwa bahari
laut adalah ladang kehidupan
menyemai  pukat jarring harapan
mengail kekayaan pemberian tuhan

samudra itu nyali
mengajarkan jujur dan berani
berlabuh menuju sabang hingga merauke
tak gentar arus ombak angin topan  mengelilingi

ayolah bangun
jangan hanya bermimpi
menikmati kopi malas dan memandang
isi laut kita dikeruk  habis, eksploitasi binasa

indonesia negara kepulauan, katanya
aku dengar teriakan lautan lebih luas dari daratan
tapi lautan kita menangis sepanjang hari di bawah teduh
matahari, karena mereka dibiarkan mati suri di rumahnya sendiri

geografis menguntungkan, katanya
antara samudra hindia pasifik , benua asia australia
kapal kapal luar berdatangan berdagang, tempat persinggahan
bendera kita berkibar di tengah gemuruh gelombang yang kini tingggal sejarah

peringkat ke enam puluh satu dunia
apakah kita masih bisa tertawa dan nyenyak tidur
atas kekayaan negeri yang kelak tidak akan pernah kita nikmati
sesal akan menjadi selimut anak cucu kita pada durasi, narasi yang tak pernah kita sepakati

sudahi teori teori
yang tertulis pada lembar lembar kertas hitam
habisi keresahan, turunkan seribu perahu dan anak kail
kencangkan ikat pinggang keamanan
lalu bangun seribu dermaga di pelabuhan pelabuhan agar laut kita tak sia sia

kita akan berdiri tanpa malu lagi
menatap samudra sambil bernyanyi

”nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa”

“angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai”


bekasi, 27.12.15

SURAT DARI CIMANUK KEPADA GANGGA

gangga
hampir sewindu
kita menghabiskan waktu
mengelilingi garut sumedang
cirebon indramayu
lalu kita pergi meninggalkan helai kenang
pada rambut waktu

gangga
aku menulis surat pada aliran cuaca
yang menggaris perasaan cinta
hingga ke muara lndia
dan tak habis perdu rindu
tumbuh di bantaran nestapa
mengalungi segala suasana dalam debaran
yang selalu menggema

gangga
sudahi air mata
tunggu lembar kesempatan akan tiba
akan kubawa nampan pinangan dan bunga bunga
untuk iringan pengantin di hari dan bulan kelahiran syiwa

gangga
tanam ribuan janji
pada lembah basah hutan jati
‘nothing love another, only you in my imagi’
engkaulah cinta sejati
dari wewangian kasturi

bekasi
2.10.16

HANGAT PELUKAN CIMANUK

aku sudah atmaka sebuah mantera
yang lahir dari irisan pagi buta
sumber hidup dikedalaman
cimanuk dan sawah sawah
yang bergantung padanya

sepanjang alirannya mencetak cinta
jejak kaki sejarah paling purba
unggulata merumput ternak
ternak menikmati hijau
rumput lumut

kapal kapal menyapa setiap pagi
nelayan menebar jala memasang
kail menjala harapan demi
anak anak dan istri

cimanuk memeluk daratan
dari garut sindangbarang
majalengka lndramayu
cirebon
mengaliri sawah sawah tanpa lelah
menyemangati kehidupan menyapa
matahari mengantar pulang petani
hasil bumi adalah buah cinta
anugerah lzzati tak habis
sepanjang usia
yang dilewati

aku menatapnya lelah
di punggungnya penuh luka luka
oleh lembar lembar sampah dan sisa ditergen
matanya mengernyit perih pedih
jangan pernah abaikan janji
karena la akan merasa dilukai
sampai tiba generasi anak cucu nanti
ia masih datang, tetap datang untuk memberi
merestui sawah yang kita bajak melimpah hasil bumi

cibinong
5.10.16

MAWAR PUTIH DI BIBIR PAGI

aku menamaimu
rosa laevigata si mawar putih
terlahir dari dataran tiongkok bermukim
di china selatan, hijrah ke vietnam dan berekspansi
ke daratan amerika, hidup diantara gedung putih dan parlemen

ini pagi
akan ku tanam matahari  
di bibirmu yang tampak kering dan berkerut
agar cahaya di wajahmu kembali besinar tembaga
lalu mata yang sayu akan bekedip seperti bola mataelang

aku menyeret iklim
menabur seribu aroma mawar
menghias seluruh ruangan dengan pohon bahagia
mengharap senyummu tiba bersama kulit dan pelepah asmara
yang ku letakkan dalam vas kerinduan di bibir daun para pecinta

sekaranglah waktu
duduk aku dihadapanmu
menyentuh lembab basah wajah
kau sentuh jemariku dalam kosong mendung
aku tersenyum kau tertawa bahagia berlinang air mata

bekasi
02.01.16 

MELUKAT CINTA DI PASAR KLEWER

sunyi tak bernyanyi
menyisakan suara gamelan dan rentetan senyum di sini

iring iringan andong mengantar salam
pada selembar kain batik yang ku sulam

pagi itu mewartakan malam
memendam sejuta tanya  tertelan

wedang jahe terminum bersama secangkir kenang
sesuap mendoan  meronta pada lidah yang bergoyang

lelehan perasaan tertinggal  diantara tumpukan kain
bernyanyi bersama rintih kenongan

bangku kosong di bawah rindang pohon waru
melahirkan anak anak blangkon senja itu

bekasi,10.01.14

PEREMPUAN BERKALUNG PUISI

di pagi puisi
kita begandengan tangan
melewati tebing dan lembah kehidupan
lalu kita mencuci segala keinginan di ceruk sungai terdalam

rona wajah mentari
membias di kening dan pipimu
kita telah sampai di tepi telaga waktu
lalu celoteh pagi membawa rekah senyummu

ir...
hijau hamparan kasih
kita lari berkejaran di pematang nasib
sesekali aku melirik; membaca diksi yang kau
kalungkan di jenjang lehermu serupa syal rajutan tangan ibu

ir...
ayo kita pulang
panasnya sudah menyentuh tulang

bekasi, 12.12.16

DI KERLINGPONGKOR

mengapa kau kuliti bumi
mengapa langit kau lukai

kali kali  berhias sampah
hijau pegunungan menjadi rumah

tambang tambang lukai bumi
berteriak memanggil sunyi

tuhan tuhan kecil gagahi alam ku
dalam terik hutan bambu

apa yang kami dapat dari hektaran pertambangan
hanya tatapan kosong dan kebingungan

apa kami harus menjadi maling di negeri sendiri
apa kami harus menjadi garong di tanah milik sendiri

seperti tikus membuat lubang
menambang emas satu gram di dalam liang

kami nekat, walau harus menghangus darah
jika tiba tiba lubang bumi mengatup bibirnya
hilang nyawa pada sepiring nasi saja

aku bicara mewakili dedaunan kering
aku berteriak mewakili hembusan kerling

diantara tetes air mata di pinggiran pongkor
diantara isakan pemilik tanah yang tak lagi bisa mendengkur

ku lukis sajak  pada pelangi siang hari
ku tulis kalimat ku pada lembayung pagi

tak pernah berharap dapat kau baca
namun ku hanya mengetuk iba
ku hanya berharap cinta
ku hanya tengadah do’a

pada sebait puisi ku yang tersisa
tercecer di lereng lereng pongkor
membaluti hatimu dengan harap yang tak pernah nyata
bersama siraman terik teriakan cinta

kawasan antam pongkor
12.03.14

HENA DI LAUT MERAH

senja
aku termangu
di tepi laut merah penuh gelora
sepasang pita jingga kau ikat di helai rambutku

kau
mengenggam
jemari dan mulai menggambar
kalimat nurani di tepian lengan dan kukuku

hena
sepuluh rial
untuk goresan dan senyum indah
dan aku mengingatmu ratusan karyamu di ubud bali

cahaya
mulai sirna dan menepi
camar camar bersuara merdu di atas  karang batu
aku bersedeku melarungkan hena di tangan dalam debur laut merah

jeddah
131014

MERAH

awan hitam pegam
burung besi masih menyekap geram
sabuk pengaman mengikat usus dan pinggang alam
mataku hanya berkedip memandang kerlip bintang bintang malam

ini merah
aku telan mentah mentah
di tebing hati yang guruh gemuruh
lalu cinta mensakralkan semua sedih perih

keparat rindu
air mata menetes syahdu
inginku terkurung dalam bangsal biru
di sini aku memeluk kenangan yang tertanam bisu

lecut merah hati
semua yang tertulis dini hari
dan takdir akan menggiring untuk kembali
pada cahaya tipis yang selalu menyala setiap pagi

isak tangis membuncah
desah nafas kegelapan terengah engah
sepanjang langit aku menulis harap dan rintih
aku akan datang di sore dengan lembaran pelangi tubuh

saudi airline
291014

MENANAM KENANGAN DI HARAMAIN

ini anaqoh
terhijab oleh pegunungan
batu batu hitam mencengkeram
kota yang disakralkan dan dituakan

potongan senja
ranum dan matang oleh alam
aku membaca sejarah yang kau tulis
dari mendiang qubaisi hingga jabal nur

aku tak sanggup
menimbun kagum di ketiak gurun
dan hembus angin panas adalah cerita
padang pasir yang angkuh tak ingin hujan tiba


makkah
101014

PEREMPUAN BERPARAS MELATI

arini
mari kita berjalan
menuju kebun kehidupan
yang telah lama kita tanggalkan
terbingkai tandus tanpa mawar atau krisan

arini
kenakan jubah
sari putih  pucuk pucuk embun
balut seluruh cuaca dengan pilinan do’a
yang pernah kita letakkan pada mendiang duha

arini
biarkan melati tumbuh
di rona pipi kanan dan kiri pagi
agar biasnya terpancar pada seluruh
daun, reranting yang di tanganya telah aku atmakan cinta

arini
jangan kau sudahi
pesembahyangan dalam nafas
yang akan  mengantarmu menuju taman
hakikat kelak akan memberi warna dalam kesaksian
perjalanan dan kesendirian yang mabuk oleh aroma senja

bekasi
02.02.16

CINTAKU DI SAM POO KONG

ini adalah pengembaraan
lahir diantara benih benih impian
selendang sutera yang aku kenakan
adalah kekayaan sam poo kong
pada   dadanya  tertulis riwayat
lampion langit dan ular putih
terbang menembus glomus
lembah sungai bukit
membelah bumi
udara api
air

aroma dupa kemenyan
menelisik diantara tubuh lembayung
satu persatu  tanggalkenangan silam
lembaranan kitab zheng he semakin
 tua dan purba; menjadi buahprasasti
di tengkuk  cuaca kita  kalungkan
kenangan dengan bandul nama
yang  menuliskan   tentang
sejarah  gadis  tiongkok
berbaju merahmarun
dengan  tusuk
konde emas
gemulai
manja
gincu
ayu

kencanpelangi
dan sore masih hangat
ornament rumahmu begitu hantu
kita bergandengan tangan beputar putar
memandang aura mistis dan merah bara api
yang tumbuh diantara lapisan gedung tua
merentangkan sayap sakral cici koko
berlaian bemain di taman bunga
anggrek bulan dan kolam koi
tanpa busana bergulingan
saling memandang
berpelukan
satu nafas
akhir
seru
ru



aku masih ingin di sini
menuntaskan lembar terakhir
mewarnai  telapak  tangan  senja
helai helai rambut cuaca basah
setelah keramas dengan tujuh
ramuan hujan angpao
mengalir bahagia
di tebing katil
sandikala
gerimis
manis
nis


semarang, 2015

GADIS PENJUNJUNG BELERANG

kutanam
dalam ceruk ingatan
biji sore pada matamu yang sayu
di langit hijau lereng merbabu sendu

aku melihat teduh
berpagutan di antara kelopak
dan bulu mata  rindang mencengkeram
harapan yang tergambar pada danau  senja

gadis berlesung pipi
menggaris pandangan  di cakrawala
menitipkan simpul kenang jingga matahari
menggenapkan pesan, terukir pada derai cemara

bakul terakhir
yang kau letakkan di atas ubun ubun
mendongengkan perih yang tertinggal pada rambut hitam
wajah ayu menyimpan aroma kesabaran
 terselip pada celah senyuman

inilah bongkahan belerang
bersaksi atas nama cinta terlarang
helai helai kabut berjatuhan pada garis tangan
meritualkan  perjalanan pagi hingga waktu penghabisan

bekasi
13.02.16

AIR MATA SUFU

di matamu
aku melihat lautan kedamaian
ombak yang tenang menghanyutkan
seisi ingatan dan menyisakan lembut kalimatmu

kelopak keteduhan
menggambarkan kedamaian
yang kau bawa dari samudra hindia
menuju laut merah; di bulu matanya kau gantung harap

dan cahaya
yang tergambar di kedua korneanya
mengisyaratkan cinta yang diam diam kau simpan
dalam liang waktu; tersembunyi di kehampaan pepasir

shufu
aku memanggilmu
 dan tatapan itu; begitu sahdu
lalu air matamu pecah bersama puing puing rindu
terserak tenggelam di relung relung kalbu

bekasi
15.02.16

SAJADAH BIRU IBU

ibu
aku membaca pesan
yang kau tulis di  langit haramain
jejak kaki yang kau tinggalkan di tanah banyuwangi
akan menuntunku untuk datang mengunjunginya kembali

ibu
cukupkan untaian air mata
yang kau pilin menjadi rajutan do’a do’a
aroma nafasmu ada dalam hamparan sajadahku
dan kau mengusap wangi ja’faron di ubun ubun cintaku

ibu
aku mendengar suaramu
larut dalam hembusan warna angin pagi ini
celoteh dan senyummu adalah embun di gersang sanubari
 mengawal seribu harapan yang kerontang dalam bingkai kalbu

ibu
tanda cinta
kau letakkan di setiap pemberhentian
sudut sudutnya kau hias dengan pacar dari india
lalu kau panggil satu satu anakmu dalam dada waktu
penuh kasih lalu kau tulis semua harapmu pada hajar aswad
bekasi
19.02.16

PESAN DARI TAJMAHAL DARI HAMZAH; KEPADA MIRANDA

kau titipkan pesan
pada biru langit tajmal
hingga gerhana  matahari
yang akan kuabaca esok hari
tentang danau hijau penantian

miranda;
“telah aku sematkan
pada sedap ranum kulitmu
selembar selendang puisi
yang aku tenun dari puncak
himalaya hingga ke tursina”

miranda;
“aku atmakan cinta
dan aku beri mata di setiap
pucuk pucuk iklim dan cuaca
lalu di pelipis  hujan  aku beri
tanda kuntum mawar yang kau suka”

miranda;
“tak akan kubiarkan
mendung menatap wajahmu
karena senyummu adalah warta
yang selalu kutunggu di ruang kalbu
di setiap tetes inginku hanyalah dirimu”

“sebar seluruh benih cinta
pada tanah lembab di hatimu
siram dan pupuk dengan penuh kasih
jaga dari segala hama fitnah, wereng hasud
dan penyakit ain yang ingin melumat ketulusan
aku akan datang setelah usai berkhalwat di sudut
tajmahal”

bekasi
080314

TATAPAN KOSONG

ada yang tertinggal di ceruk pagi
aku terus menatapi gerbong kosong
bangku bangku kosong
jendela kosong dari tatapan


apakah ada luka?
tentu tidak
aku terus menggambar wajah dan senyum
agar aku punya energi untuk datang kembali
menemuimu dalam cerita yang sama


peluk hangat itu adalah rasa
bergolak seperti magma
dan rindu adalah peluru keinginan
kelak akan mengantar seribu aksara
untuk kita dapat bersua


manoreh,15.12.15

GELAGAR KERINDUAN

gelegar kerinduan
mencekik relung hati
dan bibir pagi yang merona
merancu entah apa


di dalam komuter line
kau memandang sudut sudut penuh oleh jejal aksara
abjad abjad yang berbaris menjadi kalimat tanya
rantai puisimu akan mengikat rel rel kenangan


sudahlah
jangan hiraukan peluit kerinduan
menghadang disetiap pemberhentian
dan aku akan terus mengawal ceritamu
hingga gerbong penghabisan



komuter line bekasi,18.12.15

DI SEBUAH ERETAN

pagi masih menyisakan senyum
bersama anak anak suci
bersenandung al qur’an
matanya berbinar binar penuh kebahagiaan
di atas eretan cilamaya
menuliskan segala yang tertinggal di sana

dua pekan akan ku ucap selamat tinggal
tidurlah sejenak bersama citarum dan ciasadane
dan aku akan bangunkan setelah musim putih berganti
melewatimu  kembali de eretan cilamaya

eretan cilamaya, 20.12.15

AMBARAWA RAIL WAY

ringkik waktu masih berpusar di sini
pada perut ambarawa yang tak
pernah mual oleh keindahan
maschinenfabriek esslingen 25 03
hannoversche machinenbau ag 51 12

aku adalah penumpang remuk mabuk
gelagat yang purba oleh purnama
dan air mataku menjadi tinta
pada sajak sajak ku tulis pada mendiang
schweizerische lokomotiv cc 50 29

aku ingin berteriak dan melukismu kembali
pada halaman paling depan lembaran hati
di dalam kereta bedono aku melihat
senyum dan hamparan lembah hijau gunung
ungaran dan merbabu yang selalu memanggilku

di stasiun tuntang aku tak pernah bisa menuntaskan puisiku
keindahanmu melebihi diksi diksi yang pernah
aku bangun dalam riwayat panorama
tubuh tubuh wisata yang pernah ku pijak
hingga habis semua diskripsi
aku tak bisa lagi bernyanyi


bekasi, 25.12.15

(antologi bersama ambarawa seribu wajah)

SALAM KEPADA HARAMAIN

abi;
aku sudah abadikan buah salam
dan pohon pohon doa yang kita tanam
kini telah berdaun walau terik musim cinta
menulis mahabah di kaki kaki langit penyipan tanya

abi;
lekuk tubuh pagi tanah haram
masih menebar harum kasturi menuju mimbar
lalu; aku terdiam bersandar di salah satu tiang menatap
kelopak malam bertabur bintang bintang dari dalam rumahmu

abi;
izinkan aku mencium kening hajar aswad
di pagi buta matahari belum berwarna jingga muda
dan gemetar sekujur tubuhku ketika telapak tanganku
menyentuh pipinya yang hitam lembut,
dingin meraba dada dan pundakku

abi;
tulislah salamku di tiap tiap sudut ka’bah
dalam lautan asmara, aku akan memeluknya kembali
dengan missik cinta putih dan seribu wewangian
agar aku tenggelam menghadap kiblat

abi;
sampaikan khalwatku
hingga aku tak mengenali wajah
hanya mengingat sentuhmu
dalam kalbu

bekasi, desember 2015

SAJAK PASAR

apakah aku harus menulis kadal mesir atau nasi buchori
wajahmu melengkapi diksi diksi puisi
dan aroma itu telah melengkapi segala terapi
bau sampah parfum gajah, gatdby hingga wangi terasi

di pasar ini,ada rembulan berwajah pagi
lalu perempuan perempuan langit dalam perigi dan panci panci
vcd  bajakan  meninggalkan jejak film maling kutang
kemudian  hukum menjadi samar dan remang remang
   
menyusul mariyam berwajah alfreda
busana sexy berwarna merah jingga
menjaja kopi dan senyum bidadari
yang di tangganya terdapat kunci birahi  lelaki

aku hanya sanggup berjalan dengan dada telanjang
mata terpejam dan merubah telinga menjadi gendang
inilah pasar di tangan kanan jannatun na’im, di kiri neraka jahim
lalu  aku berpuisi dengan hati gamang dan air mata terajam
pasar….
pasar….

bekasi, 04.08.15

TELUNJUK TAK BERMANTRA

membaca  langit; semakin abu abu
anak anak  murung tak punya harapan
wanita wanita menahan air mata kebingungan,
ada kesumat di wajah mereka


teriakan siang semakin sadis
mengantar segala terik segala tangis
ada perih yang terkunci
terbungkam diantara luka bara, caci maki


aku bicara atas nama cinta
atas nama telunjukku dan kaum renta
rakyat  jelata
mestikah ku ingatkan; “bagaimana sebelum kalian menjadi asing!”
asin!
amis!
darah!
nanah!
borok!
bobrok!


jerit tangis   semakin miris
derit renjana penahan pilu
gentong beras kini menjadi bejana
getir melintir perut anak anak mereka
apakah mereka harus diberondong amunisi sampai mati
lalu jasadnya kau kubur dengan lubang yang mereka gali sendiri


mereka tak mengerti apa itu marah
tak  mengerti apa itu jadah
tak  mengenal apa itu haram
mereka  sungguh tak mengerti apa yang kau habiskan
atas nama kaum yang ku tulis di telunjuk
mereka  hanya tahu lapar
haus
sakit
perih
pedih
lukaluka

mereka  hanyalah sepahan
kau  buang tak sempurna
di selokan
got kotor
jamban jamban


mati
tak menikmati janji janji


bekasi.09.12.15

WASIAT ANAK-ANAK HIJAU

mak....
namaku mirna
aku terbata membaca hidup
yang sekarat dalam sesat
sesak    pengap   nafas
hilang  dara perawan
saat umur7mengeja
aku diperkosa
di pojok
aduh
sakit
di
rumahku sendiri

mak....
namaku rudi
aku takut menatap matahari
tak berani memandang rembulan
dan bintang bintang menjadi murung
cahayanya pucat lesi tanpa senyuman
pria itu senyumendekati dan merabaku
aku diberi soto mie yang membuatku
menggigit bibir menahan nyeri
apa ini mak?
mereka dari jenisku
menatap wajah mereka seperti
srigala bulan malam terang

aku
diterkam
dicincang
dilumat
ditelan

mak....
lihat luka luka di sekujur tubuh
cakaran pukulan hantaman
bilur dipunggung dan kaki
lebam wajah dan pipi
luka bakar ini saksi
takut ini meratap rapat
aku ingin bersembunyi
di telapak kaki ibu
berlindung dari cuaca
kejahatan dan kekerasan


mak....
aku hanya ingin hidup damai
bisa bermain dan tertawa
tanpa rasa takut dan trauma
aku mengendap endap seperti maling
di tengah kerumun orang dewasa

mak
aku hanya igin nyenyak tidur
bebas bermain
tak lagi takut 
tak takut lagi

bekasi, 11.08.16

MENDAKI BUNCAHAN AIR MATA

aku masih menyisir helai rambut ketabahan
yang semakin kusut oleh terpaan angin derita
dan rasa perih yang mendera adalah nyali
agar aku dapat bicara pada lembar sunyi
yang membuka dadanya untuk sekedar
aku kecup dengan magis diksi puisi
dan air mata ini adalah tinta
yang akan menghunus
dari jantung hingga
rusukrisikmu
lukaluka
binasa
asa

jangan kau tanya
mengapa aku membawa pergi
anak anak negeri ini jauh ke eufrat
turkey sudan madinah mesir babilonia
dan seluruh jazirah arab yang panas dan tandus
tapi sanggup memberi makan dan pendidikan
untuk mereka anak kandung negeri tercinta
siapa yang sanggup menentramkan garuda
jika permata yang kilauannya bersinar
menembus tujuh langit semesta
akan hilang daricakrawala
lalu kita menangisi
jasad kecerdasan
yang hanya
tinggal
nama

bekasi, 07.09.16

SAJAK DALAM SAKU RINDU

aku berkedip
mengikuti detak jantung
dalam sakumu yang sempit retak
bergumul dengan receh remeh dan bau


sesak pengap paru
kita sama sama bisu dungu
saling menelanjangi kepunyaanmu
lembaran biru yang tinggal satu satu

ayokita berjalan
mencari diksi yang hilang
dan jangan kau remas puting otakku
dalam saku celana dan busung di dada itu

lalukita bersedekah
pada orang orang yang duduk
di altar kehormatan negeri tercinta
lalu cuaca pun diam dalam pajak gelap lekat

kita mencari arah kiblat
yang hilang tercemar oleh kepalsuan
dan bola mata rinduku terus mencari remah
diksi yang tak pernah takut oleh desingan peluru di wajah

atas nama cinta
ayah dan nenek moyangku
aku berteriak dimana kemerdekaan
yang kita bangun dengan air mata darah
sembako makin mahal, perekonomian retak retak

korupsi menjadi tradisi
anak anakmenjadiladang maksiat
di mana negeriku
aku menatap ibu pertiwi penuhluka
apakah masih ada
gemah ripah loh jinawi
toto tentrem kerto raharjo
apakah ini tinggal slogan
yang terpajang dalam bingkai rahasia
agar kita tak lagi bisa membaca dan merasa

cibinong,06.09.16

GEMAS

ingin kucambuk tangis yang leleh
di tebing tebing harap dan mimpi
agar isaknya tak terdengar lagi
rintih sakit dan nestapa lari
menguliti rahim hingga ari
sampai akhir ingin dingin
tak sanggup dibeli
beras tak waras
sembakoculas
bbm
di gilas

aku
lelah
mendaki
buncah air mata
yang kini berbusa
memutih tidak pulih
menghitam menjadilegam
dan bara tidak lagi dapat mengeja
tentang kejujuran yang kini menjadi slogan
tercecer dalam cangkir cangkir perjamuan
dalam rapat paripurna dan pidato pidato
kenegaraan yang mengusung amanah
dengan alasan kesejahteraan rakyat
demi kemajuan perekonomian
dan segudangalasan alasan
yang dibuat masuk  akal
agar tak kelihatan
janggalganjal
melarat
sekarat
merat
maut

cibinong,07.09.16

SENANDUNG KALA

selalu saja ada ruang dan celah
untuk tidak merancu lelah !

pengabdian itu tidak untuk dihargai
tetapi cukup untuk dimengerti

semuanya seperti ambigu
mencela kata kata lugu

dramatik di balik titik
lalu koma tik terbalik

tangan terbelenggu
lidah menjadi kaku
rasan hanya bisa bisu

sampai senandung kala
melintasi ubun ubun senja
menjelma api dan luka bara
lalu cukup miris jadi abu binasa

sudahlah air tak lagi jernih kasih
udaramenjadi abu abu dan letih
aku hanya menatap iba dalam tangis do’a
tinggal menunggu remah dalam amuk massa

suatu hari yang pengap
akan kau kubur harap
air mata luka senyap
gugu  sesak  merayap
sampai bilangan genap
mengambil satualif gagap
yang tak lagi mengantar harakat
di dada malaikat membawa sekarat

bekasi,19.09.16

MENJADI ASING DI NEGERI SENDIRI

aku menjadi asing
di negeriku yang asin
hanyir darah trauma mabuk
 dan geletar bau amis cambuk 
menghancurkan seluruh
rindu yang tenggelam
dalam deburan
nafsu birahi


din
engkau
semakin purba
mengikat hasrat
melukat di kalbu
putih hitam biru
cahaya
berloncatan antara
hak bathil dan rindu


din
kembara
tak ada ujung
menantang beliung
membela tak dihitung
menakar menjadi
linglung
sajak kupilin
melingkar
cincin

bekasi, 20.01.17

RITUAL KOPI

seperti hari kemarin, hari ini adalah ritual kopi
aku menjamasi cangkir dengan kasturi yang kau beri
lalu kau atmakan lambang tubuhku di sana
dan kau sedu serbuk kopi dengan adukan gairah
memutar seirama arah pusaran bumi

langit masih jingga
kopi di cangkir kita masih berwarna sama
aroma sedapnya semakin kuat mengikat segala rasa
gula gula cemburu tercampur di dasar endaapannya
seketika udara menjadi gagu dan dungu
melihat kecupan merah di bawah dagu

kita duduk saling berhadapan
mata saling beradu berpandangan
lalu kita nikmati robusta yang kian pasrah
perlahan bibirmu menyentuh bibirku yang tertinggal
di cangkir persembahan itu
hari itu jiwaku jatuh dan mendiami rusukmu
cuaca membisu saat pagi menyentuh kulitku

cibinong
18.10.16

(antologi puisi kopi penyair dunia)

SECANGKIR KOPI CANDU

ini tahun terakhir di bulan kabisat
kau sedu kopi di tengah gaduh musim dingin
dengan adukan kasih mengikuti irama cinta
hingga genderang di dada menjamasi seluruh rasa

racikan cumbu beraroma robusta
dan sedikit gula gula ciuman
menjadi kristal deru rindu
berjatuhan ditiap tiap tegukan
perlahan
serbuk krimer dan kopi merajah hasratku

perjamuan ini tak habis semalaman
karena kopi di cangkir itu tak pernah habis
kau dan aku menikmatinya hingga tetes endapan terakhir
tanpa hirau akan luka dan dusta
aku menghabisimu
engkau melumatku
dalam cangkir yang satu

cibinong
17.10.16

(antologi puisi kopi penyair dunia)

DI BIBIR KOPI

aku nikmati bibirmu
di tebing lembah kopi hitam     
ceruknya telah kau lelehkan madu
hangat perasaan menikam dadaku
aku tenggelam dalam tariantarianmu
sampur sampur berjatuhan
menelanjangi   lidahku
sampai tetes terakhir
meremas cemas
di cangkir
mengalir
harapan
bergegas
deras
sampai
akhir

bekasi
07.10.16
(antologi puisi kopi penyair dunia)

RISALAH DANAH MATAHARI

di danau ini telah kutanak ribuan tetes air mata
menjadi bungkusan bungkusan kerinduan
dan kado di tiap tiap akhir pekan  
untuk anak anakku yang kini
tinggal di negeri awan

aku tak perduli penat dan lelah menjadi rimbun dedaunan
yang kusantap bersama luapan kegelisahan
dan bara matahari mengikat kenangan
tersumbat diantara
dan aku merasakan pelukan hangat
ayahmu diam diam saat senja pulang
ke peraduan

bekasi, 11.11.15

ANAK DAN SUSU

perempuan perempuan bersepatu
menyambangi anak anaknya di tangan pembantu

mereka rame rame berebut  susu sapi
ibu yang mulai ragu memberi puting susu untuk bayi bayi
alasan takut rusuh,  jelek dan tak seksi lagi
berdalih wanita karir sibuk dan tak sempat berbagi

inilah nagari kisah yang meminum montok susu ibu
berpaling dari kewajiban mengebiri kemauan anak anak tembuni
membeli puting sapi dengan harga seribu ribu
menyembunyikan miliknya dari anaknya sendiri

lahirlah generasi generasi anak sapi
terbiasa menendang berteriak dan memaki
mulutnya bisu hatinya kaku matanya terkunci
dia hanya bisa bilang moooh, jika kemauannya tak dituruti

setu, 30.01.14

MENGAJAKMU KEMBALI

anak anakku,
telah ku rapal segala do’a dan mantra dalam tubuhmu
saat tali pusar berwasiat pada ari ari yang terkubur dalam kendil istana
lalu pancaran air susu membasuh hidupmu
ronta tangis dan mungil bibirmu mengisap cinta tanpa sengketa

anak anakku,
masih tersimpan lukisan saat kau berebut puting susu
mereguk  sayang dan memakan anggur kasihku
dalam ratib kalbu kau bersembunyi dalam darah
mencecap kehidupan dalam ritual fitrah

anak anakku,
ku tanam sari pati hidup ini pada serambi jantungmu
agar dia hadir sebagai akar, petir, partikel partikel
mengokohkan jiwa dalam kancah dunia penuh juang
berharap tumbuh subur ladang kasih dalam tubuhmu

saat musim semi tiba,  kau akan kembali membawa sekeranjang rindu


lubang buaya,14.01.14.
(lumbung sajak fsb)

HUJAN SUSU

anak anakku,
masih ingatkah danau susu yang ku buat untukmu
mengairi sungai sungai darah jantung dan nafas
inilah satu biji cinta yang selalu hujan dalam lumbung perasaanmu
tak akan habis walau tubuh berbalut kapas

anak anakku,
tujuh purnama kau mengendus kasturi bidadari
menyurup ribuan partikel dalam nadi
merapal hijaiyah memerah gizi
dan; puasa hidangan hangat susu untukmu

anak anakku,
rintik rintik kasih mengeja hidup yang hampir sekarat
dan ; mantra rindu menyapu waktu nan keramat
kau melesat jauh memikul kitab tak berkarat
membawa tinta tinta sang malaikat

anak anakku,
masih saja ku wiridkan asma’ kerinduan
dalam tujuh lautan teduh
membeberkan kalimat waktu yang merajam harapan
menimang segala peluh tak berkeluh

anak anakku,
petik sedikit waktu
agar bibirku bertandang ke ubun ubunmu
mengusung ribuan toyibah yang bersembunyi di bilik lisanku

lubang buaya,20.01.2014
(lumbung sajak fsb)
www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com