Rabu, 05 Desember 2018

Ketika Doa Ibu Diaminkan Malaikat



Sebutun “Ibu” sangat riuh sekali, apakah ibu sebuah status karena dia sudah menikah dengan seorang pria yang kita panggil ayah? Atau dipanggil ibu karena sudah melahirkan kita ke dunia? Ataukah ibu sebutan dari sebuah pekerjaan tulus dengan waktu 24 jam ikhlas tanpa digaji. Ibu adalah bidadari yang berselendang bianglala, bertutur kata bijaksana, teduh dan membawa ketenangan juga kebahagiaan. Ibu yang di tangannya adalah tumbuh pohon obat obatan yang di tiap tiap sentuhannya adalah obat mujarab bagi sakit anak anaknya. Ibu adalah koki ternama, apa pun yang diolahnya adalah masakan terlezat di dunia, tak ada yang bisa menandingi kelezatan masakannya. Oh ibu... oh .. ibu...
Masing masing orang mempunyai persepsi yang berbeda beda ketika menarasikan seorang ibu.
Rasanya bingung mulai dari mana ketika aku diminta untuk menarasikan tentang ibu. Bagiku  apa pun ketika itu bersentuhan dengan ibu, sepontan menarik perhatian dan tak habis untuk diceritakan. Di mataku ibu adalah mahluk yang paling sempurna, rasanya semua menjadi istimewa jika disandingkan dengan ibu. Tak ada yang lebih besar bagiku selain kebesaran Tuhan dan selanjutnya adalah ibu.
Satu hal yang tak pernah terlupa, ketika ibu bercerita tentang bagaimana mengandung aku. Saat itu ayah berusia menginjak 33 tahun dan ibu  baru berusia 16 tahun, pernikahan yang terlampau dini bagi wanita menurut orang orang zaman now, tapi tidak untuk zaman old, zaman zaman ibu dan ayahku.Hari hari dilaluinya dengan susah payah. Seperti halnya perempuan kebanyakan ibu juga merasakan perubahan pada dirinya ketika mengandung. Mulai dari merasakan mual mual karena makanan tak berkesudahan hingga mual mual karena aroma aroma di sekelilingnya yang membuat isi perutnya tertumpah ke luar tak tersisa.
Ayah begitu mengasihi ibu, apa pun yang ibu inginkan ayah pasti mengabulkannya. Usia ibu terpaut setengah dengan usia ayah, tapi cinta kasih di antara mereka berdua manis hingga akhir nyawa menjemput usia. Ayah berpulang terlebih dahulu keharibaan yang Kuasa. Sementara itu, semenjak ayah tiada ibu telah merelakan dirinya untuk tetap sendiri. Terlalu besar cinta dan kasih sayang ayah kepada ibu, sehingga ibu merasa tak ada pria lain yang bisa menggantikan setelah kepergiaan ayah.
Hari hari dilalui ibu dengan penuh kesabaran, waktu terus berdentang, usia kandungan terus bertambah, hingga sembilan bulan waktu yang ditunggu tunggu telah tiba, segala persiapan telah rapi, mulai dengan perlengkapan bayi hingga pakaian ganti setelah persalinan sudah dimasukkan dalam satu tas besar. Sembilan bulan sepuluh hari perhitungan akan lahir telah lewat begitu saja, hingga kandungan ibu genap 10 bulan. Tapi sepuluh bulan sang jabang bayi dalam kandungannya masih enggan keluar menatap indahnya matahari.  Mungkin zaman old dokter tidak mudah untuk memutuskan operasi walau usia kandungan sudah lebih dari 10 bulan. Kesabaran sebagai seorang ibu benar benar diuji, sebelas bulan berlalu tapi sang jabang bayi dalam rahim ibu tak juga memberi tanda tanda ingin keluar dan merasakan sejuknya udara dunia.
Hari itu pagi berbinar indah, burung burung hilir mudik bernyanyi nyanyi riang, ramadhan seminggu lagi berakhir, dokter bilang dalam hitungan hari si bayi  dalam kandung ibu akan segera lahir ke dunia. Kebahagiaan meliputi perasaan ibu dan ayah saat itu, waktu seolah lamban berputar, tapi hari yang ditunggu tak jua tiba. Kembali kesabarannya diuji. Setiap hari ibu bermohon kepada Allah agar si jabang bayi yang ada dalam kandungannya selalu dilindungi dan diberi kesehatan. “ Duhai Allah Zat yang Maha menatap, tataplah aku dengan tatapan kasih, Rahman dan Rahim-Mu, lindungilah anak yang tumbuh dalam rahimku dari segala kejahilan syetan, alam atau pun manusia. Sempurnakanlah jiwa dan raganya agar dia bisa menjadi penerus keluarga. Ya Allah yang Maha Pengasih, kasihani aku dan anak yang ada dalam rahimku, jika anak yang aku kandung kelak Engkau takdirkan sebagai perempuan, berilah waktu secepat cepatnya ketika dia mengandung anak anaknya kelak. Jangan Engkau timpakan rasa sepertiku ya Rabb, cukup aku saja yang merasakan hamil dalam waktu yang sangat panjang dan jangan untuk anak yang aku kandung ini.”
Setiap kali berdoa, ibu selalu berurai air mata, berdoa untuk keselamatan bayinya dan kelak jangan sampai bila yang terlahir anak perempuan, akan mengikuti jejak jalannya ketika Ia harus ditakdirkan menjadi seorang ibu. Hari itu syawal berlalu, perut ibu semakin membesar, tetapi tanda tanda kelahiran bayinya belum ada. Syawal sudah duabelas bulan, Dhul-Qo’dah sudah di penghujung bulan. Dhulhijjah sudah menyapa akan tetapi bayi dalam rahim ibu masih saja betah bermain di sana. Dia enggan menghadapi cuaca di luar sana, enggan menatap pagi yang terbit dan senja yang tenggelam di cakrawala.
Kesabaran akhirnya membuahkan hasil, 1 Muharam 1392 Hijriyah, 1 Sura 1904 pada penanggalan jawa, hari yang syahdu dan membahagiakan ibu, ayah dan seluruh keluarga. Hari itu, hari yang ditunggu tunggu, lahirlah seorang bayi perempuan yang sehat, tangisnya menyapa, memecah sunyi malam, rambutnya hitam legam sudah lelampaui telinga. Mungkin karena dia terlalu tanak dalam kandungan ibunya. Dan bayi itu diberi nama Sri Badjradewi Singasari, ayah berharap Badjradewi kelak menjadi perempuan tangguh, sabar, setia dan kelak harapannya akan mempunyai keturunan yang hebat serupa keturunan Badjradewi istri dari Raja Kartanegara. Raden Ajeng Meloko Wati nenek tirinya (ayah diasuh oleh ibu tiri yang baik hati layaknya ibu kandung sendiri sejak usia 2 tahun), puteri dari Tumenggung Blambangan sangat sukacita, semua keluarga berhagia menyambut kelahiran Badjradewi.
Menurut ayah sejak saat itu ayah selalu menyanyikan sebuah lagu yang kemudian lagu itu diajarkannya kepadaku, lagu itu berjudul “Waktu Aku Lahir”, hingga hari ini lagu itu masih lekat dalam ingatanku.
WAKTU AKU LAHIR

Waktu aku lahir
Ibu yang tersiksa
Ayah bingung tak karuan
Mana tujuannya

Bidan dan famili
Datang menghadiri
Banyak orang datang
Membawa ridhonya hati

Oooh ... ayahku
Besar  cintamu
Tulus kasihmu
Semoga ya Allah membaslanya

Oooh... ibuku
Alang siksanya
Sabar ikhlas hatinya
Semoga ya Allah membalasnya

********

Badjradewi tumbuh sehat dan sangat pesat sekali perkembangannya, ayahnya selalu berkata Badjradewi adalah Dewi Fortuna yang diturunkan untuk keluarganya, semenjak kelahiran  Badjradewi usaha usaha sang ayah menjadi maju pesat. Pujian dan rasa syukur tak henti hentinya dipanjatkan kepada yang Maha Kuasa, atas limpahan karunia berupa rizki anak perempuan yang lucu, sehat dan gelimang rizki yang luar biasa.
Hari berganti, minggu bergulir, bulan beranjak dari Februari menuju Agustus. Badjradewi telah berumur 7 bulan, perkembangan Badjradewi memang tidak seperti anak anak kecil kebanyakan, diusia 7 bulan ini dia sudah mulai berjalan selangkah, dua langkah. Seiring berjalannya waktu, memasuki usianya ke 8 bulan,  Badjradewi mulai menderita sakit, sakit dan terus menerus sakit sampai akhirnya kesehatannya menghadapi masa masa kritis. Ayahnya begitu terpukul, bingung tak karuan, ibunya terus menangis, sampai pada akhirnya Meloko Wati sang nenek memberi saran untuk mengganti nama cucunya itu. Akhirnya sang ayah mengganti nama Sri Badjradewi Singasari menjadi Rissa Churria ( yaitu aku) ; Rissa di nisbatkan pada tempat kelahiranku bumi  Kertosari, karena ibu melahirkan setelah pindah dari desa Kertosari, dan Churria artinya merdeka ; dinisbatkan merdeka dari bumi Kertosari dan merdeka dari rahim ibunya setelah hampir 14 bulan bergelut dalam kehangatan rahim seorang ibu.
Ibu, air mataku terus berderaian mengenang ibu bercerita tentang suka duka mengandungku. Betapa aku beruntung, mempunyai ibu sesabar ibuku, do’a do’anya semasa mengandungku diaminkan malaikat dan semesta, semua telah dijawab oleh Allah SWT. Alhamdulillah aku dikaruniai 6 orang putra putri yang sehat, semoga menjadi anak anak shalih shalihah, dan keenamnya lahir dalam usai kandungan 7 bulan. Alhamdulillah aku tidak menuruni kehamilan ibu, karena do’a ibuku, Barakallah.
    Ini adalah salah satu cerita dari sekian banyak cerita tentang ibu. Semoga lain waktu bisa mengekspresikannya menjadi sebuah buku.

Cibinong, 27 November 2018

Sabtu, 01 Desember 2018

Minggu, 11 November 2018

Rabu, 24 Oktober 2018

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com